Oleh Yanti Simanjuntak H. Carm. Kado Kecil untuk Ibu-Embun jatuh perlahan seiring fajar menyapa dedaunan. Dunia kecil bangun perlahan menyambut hari yang indah, namun bagiku menyambut pagi adalah sesuatu yang menyedihkan. Setiap kali aku membuka mata belum pernah sekalipun kutemukan sosok pahlawanku didekatku. Hai Sobat Guru Penyemangat, Setujukah Kamu Jikalau Kukatakan Bahwa Salah Satu Pahlawan Terbaik yang Ada di Dekat Kita Saat Ini Adalah Ayah?Aku rasa kita semua pasti setuju, ya. Ayah, Papa, hingga Abah mungkin tidak ikut berperang melawan penjajah, tapi nyatanya beliau adalah pahlawan pejuang masa depan tidak seperti pemimpin yang banyak bicara daripada kerja, dan Ayah pula tidak seperti orang lain yang enggan menghargai perjuangan Ayah, di sini ingin menyajikan cerpen tentang Ayahku langsung disimak yaCerpen Ayahku Pahlawanku“Nak, kita makan nasi sayur sebentar yuk, di warung makan yang di sebelah sana tuh.”“Ah, enggak mau aku, Yah. Aku enggak lapar, kok. Ayah saja yang ke sana.”“Enggak lapar bagaimana. Hari ini sudah sore, sedangkan sejak pagi tadi kamu belum makan.”Dari sudut pintu warung makan, terlihat seorang saptam dan anak gadis sedang berjalan seraya menatap hidangan. Keduanya mungkin sudah sangat lapar, namun sang anak sedang belajar berasa gadis itu adalah aku. Sedangkan satpam itu adalah Ayahku. Tepatnya satpam honorer yang bekerja mengawasi keamanan minimarket yang tidak jauh dari warung makan.“Mas, berapa harga nasi sayur di sini?”“Enam ribu, Pak.”“Oke, tolong buatkan satu porsi, ya.”“Satu saja, Pak?”“Iya.”Benar. Aku sudah tahu, kok. Ayah pasti memesankan nasi sayur untukku. Padahal aku tahu beliau sejak pagi tadi belum dari dulu memang begitu. Mentang-mentang sudah lama ditinggalkan oleh Ibu ke negeri barzah, beliau begitu pontang-pantingnya menyekolahkanku. Padahal aku bisa minimal aku bisa jadi kurir, atau pelayan di rumah makan. Untuk seorang gadis sepertiku, rasanya tidak terlalu penting harus sekolah tinggi-tinggi. Untuk apa juga coba. Palingan nanti pas udah nikah, kerjaanku cuma di dapur, kasur, dan sumur. Eh, kamar mandi ya kalo sekarang.“Nakdis Ayah, ini nasinya sudah datang. Makan gih!”“Ah, enggak mau, Yah. Masa cuma nasi sayur doang. Minimal nasi telur kek, atau nasi lauk ayam gitu.”“Hemm. Kamu kan tahu sendiri, Nak. Uang Ayah cuma segini. Syukuri saja dulu, mudah-mudahan kedepannya gaji Ayah naik.”Aku sejatinya tidak pilih-pilih soal makan. Sengaja aku menolak, karena jika tidak begitu, Ayahku tidak akan pernah mau makan.“Nak, ayolah, makan. Nanti kamu sakit lho, Ayah yang repot.”“Iya, deh.”Hemm. Ayah sudah memaksaku. Mau apa lagi. Aku makan dua suapan saja rasanya sudah cukup.“Sudah ah. Bumbunya terlalu asin, Yah. Jadi enggak selera makan akunya.”“Masa sih. Coba Ayah makan. Perasaan ini warung nasi padang lho.”Aku sengaja berdusta, karena jika tidak begitu Ayahku tiada bakal mau makan.“Nasinya enak kok, Nak. Sayurnya juga. Mana ada yang keasinan.”“O iya, Yah. Aku mau langsung cari kerja saja ya, Yah. Tadi aku sempat bertanya kepada teman dan melihat brosur. Ternyata uang kuliah sangat mahal. Nilai SMA-ku juga tidak bagus-bagus amat. Jadi tidak ada jalur beasiswa untukku.”“Besar, ya. Memangnya berapa, Nak?”“Biaya semesternya 3 juta/semester, Yah.”Nah, kan. Apa aku bilang! Sontak saja Ayahku tertengun. Beliau bahkan tak sempat mengernyitkan kening tanda berpikir.“Tidak apa-apa, Nak. Ayah sanggup kok! Mulai besok Ayah bakal cari lembur dua kali dalam seminggu. Atasan Ayah baik, kok. Mudah-mudahan dia mau ngasih Ayah kesempatan pekerjaan tambahan.”“Tidak perlu, Ayah. Aku mau cari kerja saja. Minimal aku bisa membantu Ayah dan meringankan beban keluarga.”“Beban keluarga apanya, Nak? Keluarga Ayah saat ini hanya kamu seorang. Tidak ada yang lain lagi, Nak. Ibu sudah lama meninggalkan kita. Biarkan dia bahagia di alam sana. Kita yang harus berjuang.”“Pokoknya aku tidak mau kuliah, Yah. Aku takut berhenti di tengah jalan.”“Ayah yakin, Nak. Kamu pasti bisa menjalani rintangan ini. Ayah mau melihatmu mengenakan topi wisuda, Nak. Jangan hancurkan cita-citamu. Dulu kamu bilang sama Ayah bahwa kamu ingin jadi Dosen, kan? Bagaimana bisa kamu melupakan inginmu yang Ayah dengar nyaris setiap malam.”Benar, Ayah. Aku ingin sekali jadi dosen. Tapi keadaannya sekarang seperti memaksaku untuk membuang cita-cita besar ini takut Ayah kerja terlalu keras lalu sakit. Sudah sejauh ini, dan nyatanya Ayah adalah pahlawanku. Sosok yang menemani sepi, sedih, dan ramaiku. Ayah sudah cukup menderita.“Pokoknya kamu harus kuliah, Nak. Ayah akan langsung lanjut kerja, nih. Kalau perlu, Ayah akan berpuasa setiap dua hari demi membayar uang kuliahmu. Berapa pun harga masa depan, Ayah akan bayar!”Aku sedih. Rasanya hati ini begitu tergores bahkan tercabik-cabik saat aku meratapi keadaan. Entah mengapa dunia ini serasa begitu kejam. Tapi biar sekejam apa pun, aku tetap mencintai Ayahku.“Baik, Yah. Sudah, Ayah makan dulu sampai selesai. Hari ini Ayah tidak perlu lembur. Kita pulang dan istirahat, ya Yah. Aku bakal kuliah kok. Aku bakal menggapai cita-citaku, dan aku bakal membuat Ayah bangga.”Aku tidak lagi bisa menolak. Padahal hati ini begitu ingin untuk menyerah, tapi Ayah selalu saja menguatkanku. Ayah benar-benar berjanji sejak hari ini dan seterusnya bakal melakukan yang terbaik. Aku tidak mau lagi bersemayam di dalam lubung keputusasaan. Aku pasti bisa membuat Ayah bangga.*TAMAT***Nah. Demikianlah sajian Guru Penyemangat tentang cerpen Ayahku Pahlawanku. Mudah-mudahan cerita singkat di atas mampu menginspirasi kita semua, Baca Cerpen Guruku Pahlawanku Ibu adalah pahlawan sejatiku. Bila aku harus mengatakan siapa pahlawanku dalam hidup ini ada kalanya aku harus jujur pada diriku. ibuku adalah pahlawan sejatiku. Pahlawan dalam hidupku dan paling aku tidak lupakan. Bila kamu bertanya padaku tentang cintaku pada negeri ini maka jangan kamu bertanya tentang apa yang aku telah isi kemerdekaan yang Hai Sahabat Guru Penyemangat, Bisakah Kamu Menyebutkan Minimal 5 Orang Nama Pahlawan?Tentu saja bisa, ya. Banyak dari kita yang hapal nama-nama pahlawan proklamasi, pahlawan revolusi, serta pahlawan di era dari mereka namanya terkenang abadi di sanubari serta bisa kita jadikan nilai-nilai perjuangannya sebagai ladang tentang inspirasi, di sini Guru Penyemangat ingin menghadirkan cerpen singkat tentang pahlawanku langsung disimak saja yaCerpen Singkat Pahlawanku InspirasikuHari itu hari Senin dan di dekat awan tampaklah seorang pria berumur senja yang sudah giat Budi. Tinggi badannya 176 cm, berat badannya 78 kg, dan saat ini umurnya sudah memasuki 54 tahun. Untuk pekerja seperti kontraktor, usia tersebut adalah tanda-tanda pensiun mau Budi adalah seorang kontraktor yang kerjanya di ketinggian. Ya, beliau biasanya mengurusi sinyal dan tower di ketinggian. Maka dari itulah hidupnya saban hari sangat dekat dengan di rumah, Pak Budi adalah seorang duda yang memiliki seorang anak laki-laki kelas 5 SD. Beliau sudah ditinggal mati oleh istrinya sejak 8 tahun sebagai pemanjat menara listrik dan sinyal sudah ia lakukan sejak puluhan tahun lalu. Kini, mungkin sudah ada lebih dari dua ratus tower yang ia duduk dan sambung-menyambung kabel, Pak Budi sering melihat kisah kehidupan dan pernak-pernik emosi yang ada di bawah awan. Adapun pelajaran berharga selalu ia ceritakan kepada Adit selekas pulang ke rumah.*“Ayah, bagaimana dengan hari ini? Apakah ada kisah menarik yang Ayah temui di bawah tower?”, sapa Adit dengan raut wajah penasaran.“Waduh, bentar ya, Nak. Ayah mandi dulu.”Adit adalah anak semata wayang. Dia adalah siswa kelas 5 SD yang sangat bersemangat dan senantiasa ceria. Dirinya bersekolah di SD Negeri terfavorit di Bengkulu. Ya, tepatnya sekolah rujukan yang dulu dikenal sebagai Sekolah Bertaraf dengan namanya, sekolah tersebut dipenuhi oleh anak-anak kaya. Sehari-hari, uang jajan mereka bisa lebih dari Sedangkan Adit? Uang kertas dengan gambar Tuanku Imam Bonjol saja sudah membuatnya semringah.“Adit, tadi Ayah lihat ada nenek-nenek tukang jamu. Nenek itu meski sudah renta namun dirinya begitu semangat berjualan. Jamu yang Ayah kira berat, tapi serasa begitu enteng dipundaknya. Nenek itu mulai berjualan sejak pagi, dan sore hari menjelang Ayah turun dari tower, dagangannya ternyata lekas habis,” cerita Pak Budi dengan semangat“Wah, keren sekali ya, Yah. Adit saja tidak sanggup rasanya bila harus menggendong jamu keliling dari pagi hinggalah sore. Contohnya seperti hari ini saja. Di tas Adit ada 3 buku cetak tematik ditambah beberapa buku catatan dan kotak pensil. Padahal masih sedikit, cuman sudah terasa berat.”*Dua hari pun berlalu sejak kisah itu. Sekarang Adit sedang bersekolah dan kebetulan ada materi pelajaran dengan tema “Mengarang”.Pada waktu itu pula, Adit dan teman-teman sekelas diminta Guru untuk menulis karangan dengan tema “Pahlawanku Inspirasiku” dan wajib diselesaikan dalam waktu 20 hal tersebut, Adit pun bingung. Namun sesaat sejak menatap awan, dirinya langsung ingat bahwa judul yang cocok untuknya ialah “Ayahku Pahlawanku”.Anak laki-laki yang masih imut ini begitu semangat dan jarinya seakan takbisa terlepas dari buku. Bagi Adit, dirinya tak perlu susah-susah berpikir karena ia cukup menulis apa yang diceritakan mulai Ayah melihat tukang jamu, tukang becak, tukang parkir, dan lain sebagainya semua Adit rangkum menjadi karangan yang indah.*Dua puluh menit sudah berlalu, dan sekaranglah saatnya Guru meminta siswa untuk mengumpulkan karangan memberi nilai, Guru pun meminta satu demi satu siswa untuk maju dan menceritakan kembali kisah apa yang mereka sana, didapatlah beragam sosok inspiratif yang diangkat oleh para siswa sebagai pahlawan. Ada yang menceritakan tentang Presiden Soekarno, BJ. Habibie, Bung Tomo, hingga tiba di buku karangan Adit, Guru yang memberi nilai pun terdiam sesaat seraya mengamati teks karangan anak Pak Budi itu hingga berkali-kali. Sesaat setelahnya, Guru itu pun tersenyum.“Adit, sekarang giliranmu. Coba ceritakan kepada teman-teman tentang hasil dari karanganmu,” panggilan Guru kepada semangat, Adit mulai berdiri dari bangkunya. Ia pun segera maju ke depan dan menceritakan kisah Ayahnya dengan penuh kelas pun menjadi hening. Semua siswa tidak ada yang ribut melainkan fokus menyimak kata demi kata yang Adit akhirnya tiba di paragraf terakhir, seisi kelas pun memberikan tepuk tangan yang meriah. Bahkan beberapa dari siswa pun begitu tersentuh sampai-sampai tak sengaja meneteskan air semua siswa sudah menyelesaikan tugas bercerita, maka di akhir kelas, Guru pun sedikit memberi kesimpulan sebelum bel istirahat berbunyi.“Anak-anak sekalian. Dari cerita kalian tadi, bisa kita simpulkan bahwa pahlawan adalah orang hebat yang rela mengorbankan dirinya demi menyenangkan orang lain. Tapi, dari kisah Adit barusan, kita semestinya bisa menyadari bahwa sesungguhnya pahlawan itu ada di dekat kita. Pahlawan yang menjadi inspirasi itu bisa Ayah kita, Ibu kita, tetangga kita, atau bahkan orang-orang yang giat berjuang di sekitar kita. Maka dari itu, pelajaran berharga di sini adalah; sangat penting bagi kita untuk meneladan nilai-nilai kepahlawanan sejak dini.”*Bel pun berbunyi menandakan waktu istirahat telah tiba. Adit pun masih sama seperti hari kemarin. Dia masih bahagia, ceria, dan bangga memiliki Ayah seorang kontraktor. Karena baginya, “Ayahku adalah Inspirasiku”. TAMAT***Nah, demikianlah tadi kisah cerita pendek tentang pahlawanku inspirasiku yang bisa Guru Penyemangat bermanfaat, Baca Cerpen Hari Pahlawan Pahlawan, Bukan Mengaku Pahlawan
Cerpen seperti "Ibuku Pahlawanku: Kisah Inspiratif Dito," "Lita dan Sang Pahlawan: Kisah Kasih Ibu yang Hebat," dan "Ibu, Pahlawanku yang Tak Tergantikan" membawa kita dalam perjalanan emosional yang memamerkan kasih, kebijaksanaan, dan dedikasi seorang ibu.
Sepedah antik yang saat ini menjadi incaran banyak orang karena sepeda itu bekas peninggalan dari pejuang bapak Soekarno Sang saat itu aku dan teman-teman sedang membicarakan tentang sepeda yang menjadi perhatian banyak orang karena sepeda tersebut peninggalan dari bapak Ir. Soekarno sang pejuang BUKAN. Sepeda yang saat ini dimiliki oleh seorang kakek. Veteran 45 Yang tetap gagah dan kakek Burhan. Kakek tersebut sudah lama memiliki sepeda dari tahun 1947, keadaanya memang begitulah karena sepeda sejarah dari para terkadang heran,, bagaimana bisa kakek yang sudah tua itu memiliki sepeda sangat banyak di incar oleh pemburu barang suatu ketika aku bertanya pada kakek tersebut dan kebetulan rumah kakek tersebut, tidak begitu jauh dari rumah malam hari aku dan teman – teman, berkunjung ke rumah kakek tersebut, dan kamipun bertanya tentang dari mana kakek mempunyai sepeda itu, hingga alasan apa kakek mendapatkan warisan sepeda yang bagus senang hati kakek itu mencertitakan kepada kami. singkat cerita mengapa dia mempunya sepeda dan bagaimana dia mempunyai sepeda kakek pun bercerita, dia mendapatkan sepeda tersebut karena dia pahlawan veteran perang pada masa penjajahan kami bertanya lagi pada kakek tersebut, bagaimana dia mempunyai sepeda tersebut, dengan cara merampas atau sengaja di kasih oleh Bung Karno sang sedikit kejam pertanyaan kami, ya itulah kamikan anak muda yang kadang semaunya bertanya kepada orang yang tua tanpa pandang bulu pun menjawab nya, dulu saya mantan asisten Bung Karno dapa saat Bung Karno singgah terus di asingkan di juga lantas menanyakan tentang kelanjutanya dari cerita kakek pun bertanya kembali, kek maaf apa benar dulu kakek di kasih Bung Karno sepeda itu,,,,? gagah nya kami bertanya seakan akan mengharapkan jawaban atau seperti menginterogasi kami kan orang mahasiswa pun menjawab lagi,,,, ya benar saya mendapatkan sepeda itu dari pemberian Bung Karno sendiri pada saat Bung Karno singgah dan di asingkan di juga tidak menyangka mengapa Bung Karno bisa memberikan sepedanya kesayanganya kepada saya.“Bung Karno cuma berpesan agar merawat dan menjaga sepeda sampai bisa di wariskan kepada anak dan cucu kami nantinya.”Pesan Bung Karno sepeda itu simbol dari perjuangan dan alat dari perjuangan hingga rakyat dapat melawan penjajah belanda pada waktu dari cerita nya itu kami tidak percaya dengan cerita nya. Tapi kami percaya dengan pernyataan kakek itu, “Sepeda saat itu memang simbol dari perjuangan dan alat rakyat jelata pada saat melawan penjajahan juga saat itu berbisik kepada teman-teman disamping apa dia percaya apa cerita dari kakek itu,,,, ” Teman pun menjawab bahwa dia juga tak percaya apa yang dicerita kakek tersebut,,,” dari segi arsitek tentang sepeda nya benar sepeda yang dimiliki Bung Karno. Sepeda itu banyak yang mencari akhirnya bertanya lagi pada kakek tersebut. Apa yang kakek katakan benar. Dengan nada menyinggung perasaan kakek pun kembali menjawab, “Saya mendapatkan sepeda nya dari pemberian Bung Karno, kalian tidak percaya sini saya lihatkan surat surat kelengkapan dari sepeda itu,,,,Kakek pun bergegas menuju kamarnya akan mencari surat sepeda tersebut,,” tidak lama kakek itu dapat menunjukan surat dari sepeda itu,,”Memang iya di dalam surat nya terdapat tanggal dari pembuatan dan penerimaan dari sepeda nya kepada kakek kami pun masih belum begitu yakin dengan apa yang terjadi cerita yang mistis dari kakek tersebut. maksud nya kakek itu mungkin bercerita menit kemudian kami melihat isi dari surat nya apa kata kakek itu tentang surat yang asli dari Bung Karno. setelah kami perhatikan dan kami cermati bahwa surat itu ternyata menanyakan kembali kepada kakek itu apa benar surat itu asli atau pun menjawab surat itu surat yang asli dari Bung Karno,,,,” Setelah mendengar ceritanya dari Bung Karno kami berpikir dan melihat lagi surat kami melihat dan kami angkat kertas,, ternyata kami lihat tidak adanya tanda pada surat nya,,,, kami pun sangat yakin bahwa surat itu adalah surat yang palsu, hanya di buat sendiri dari kakek juga tidak mempermasalahkan apa ini surat itu dan kami bergegas akan pamit kepada kakek tersebut. pada saat kami berada di perjalanan kami berfikir tentang semua jawaban dari kakek katakan tentang semua surat yang kakek tunjukkan sempat memperoleh jawabannya aku terbangun dari tidur ternyata tadi aku sedang bermimpi,,,,”Betapa kaget nya aku ternyata cuma bermimpi dan berkhayal. Tamatttt….. lucu yaaaaSekian dulu ya kawan,,, jangan marah yaaaa

Pendahuluan Puisi Hari Pendidikan Nasional. Contoh Puisi Pendidikan. Pahlawan Kehidupan. Aku. Contoh Pantun Pendidikan. Contoh Syair. Syair Abdul Muluk. Syair Johan Malikan.

3 menitContoh cerpen tentang pahlawan yang bisa menjadi ide tepat bagi kamu menyambut Hari Pahlawan pada 10 November. Yuk, simak beberapa referensi cerpen tentang hari pahlawan! Property People, sebenta lagi masyarakat Indonesia akan menyambut Hari Pahlawan pada 10 November 2022 mendatang. Ada beragam cara untuk memeriahkan hari bersejarah itu, misalnya membuat caption hari pahlawan di media sosial, pembacaan puisi pahlawan, hingga mengikuti pidato hari pahlawan. Kamu juga bisa membuat cerpen tentang Hari Pahlawan 10 November untuk mengenang jasa para pendahulu yang rela berkorban dengan kemerdekaan bangsa Indonesia. Berita Indonesia telah menghimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa cerpen tentang perjuangan pahlawan yang bisa menjadi inspirasi. 1. Cerpen tentang Pahlawan Soekarno SOEKARNO Presiden pertama Republik Indonesia ini bernama Soekarno, atau mungkin kita lebih akrab mendengar panggilan Bung Karno. Soekarno lahir di Blitar pada 6 Juni 1901. Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa sekolah dasar hingga tamat, Soekarno indekos di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto HOS Tjokroaminoto yang merupakan politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS Hogere Burger School. Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah memupuk rasa nasionalisme dalam sanubarinya. Usai lulus HBS pada tahun 1920, beliau pindah ke ibukota Jawa Barat dan melanjut ke THS Technische Hoogeschool atau sekolah Teknik Tinggi yang sekarang disebut sebagai Institut Teknologi Bandung. Beliau pun berhasil meraih gelar insinyur pada 25 Mei 1926. Kiprah Soekarno pun berlanjut ke bidang politik. Kemudian, sang proklamator merumuskan ajaran Marhaenisme serta mendirikan sebuah partai yang bernama PNI Partai Nasional lndonesia pada 4 Juli 1927. Tujuan diberdirikannya partai ini adalah untuk menuju Indonesia merdeka. Kompeni yang tidak senang dengan pergerakan Soekarno mengambil tindakan agar pemerintahan Hindia-Belanda saat itu masih bisa berdiri kokoh di tanah jajahannya. Akibatnya Belanda menjebloskan Soekarno ke penjara Sukamiskin yang berada di di Bandung pada 29 Desember 1929. Soekarno harus menunggu delapan bulan dipenjara sebelum disidangkan. Dalam pidato pembelaannya yang berjudul “Indonesia Menggugat”, beliau menggambarkan kondisi politik internasional dan keadaan rakyat Indonesia di bawah belenggu kolonialisme. Pembelaannya itu membuat Belanda semakin marah sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, beliau bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan diasingkan ke Ende, Flores, pada tahun 1933. Empat tahun kemudian ia dipindahkan ke Bengkulu. Setelah menelan berbagai pil pahit, perjuangannya tidaklah sia-sia. Pada Agustus 1945 ia bersama Moh. Hatta dan tokoh nasional lainnya menyusun naskah proklamasi yang akhirnya dibacakan pada 17 Agustus 1945. Pembacaan naskah ini sekaligus mengukuhkan kedaulatan Republik Indonesia. **Sumber 2. Cerpen tentang Pahlawan Nasional Sumber 3. Cerpen tentang Pahlawan Wanita KISAH CUT NYAK DIEN Cut Nyak Dien adalah Pahlawan Nasional Indonesia yang lahir pada tahun 1848 di kerajaan Aceh. Ia terlahir dari garis keluarga bangsawan yang mengutamakan pentingnya pendidikan agama untuk keluarganya. Cut Nyak Dien terlahir dari orang tua bernama Teuku Santa Setia dan Putri Uleebalang Lampagar. Ia di karuniai seorang putra dari hasil pernikahannya dengan Ibrahim Lamnaga. Lalu ia memiliki putra kedua dengan pernikahan keduanya bersama Teuku Umar bernama Cut Gambang. Cut Nyak Dien memukul mundur para penjajah Belanda bukan tanpa halangan. Cut Nyak Dien dan Teuku Umar di ketahui melancarkan taktik Hed Veraad. Taktik Hed Veraad ini memaksa pasangan suami istri tersebut pura-pura bergabung dengan penjajah Belanda. Kemudian setelah mengetahui rencana Belanda Cut Nyak Dien melancarkan aksinya untuk merebut kekuasaan dari tangan penjajah. Namun, Teuku Umar gagal pada saat menyerang pasukan Belanda dan kalah. Tonggak perjuangan melawan penjajah kemudian dilanjutkan oleh Cut Nyak Dien yang kala itu berusia masih sangat muda. Namun, sayangnya Belanda mampu menangkapnya di Beutong Le Sageu. Namun, perjuangan Cut Nyak Dien untuk Indonesia telah tercatat sebagai pahlawan nasional. Dan ia merupakan salah satu nama pahlawan yang terkenal di Indonesia. **Sumber 4. Cerpen tentang Pahlawan Indonesia Sumber 5. Cerpen tentang Perjuangan Pahlawan Singkat Sumber *** Nah, itu dia beberapa cerpen tentang pahlawan untuk menyambut Hari Pahlawan 10 November. Semoga menginspirasi, Property People. Jangan lewatkan artikel lainnya di dan Google News Berita Indonesia. Sedang cari rumah impian untuk keluarga di Depok? Temukan beragam rekomendasi terbaiknya di dan Percayakan pada kami, karena kami selalu AdaBuatKamu untuk menemukan rumah terbaik seperti Cimanggis Golf Estate. Cek sebelum kehabisan!

Moms meski bukan dalam bentuk buku, Penulis Buku Anak, Watiek Ideo ternyata punya cerita bergambar berjudul 'Cerita Si Korona' yang bisa diakses orang tua lewat PDF secara cuma-cuma alias gratis! Perbesar. ilustrasi virus Corona dalam cerita anak Foto: Watiek Ideo dan Luluk Nailufar. Saat dihubungi kumparanMOM, Minggu (15/3), Watiek

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sore itu masih tampak cerah. Kedatangan senja belum terdengar kabarnya. Tapi kabar sebuah tangisan telah terdengar oleh Tulus. Kayu-kayu bakar yang telah dikumpulkannya dari hutan baru saja ia letakan di belakang rumah. Tulus segera masuk untuk mencari sumber suara di pintu dapur, adik Tulus sedang berdiam diri. Raut wajahnya susah ditebak. Antara kecewa dan sedih. "Kenapa dek?," tanya Tulus. Adiknya masih terdiam. Hanya dari pandangan matanya Tulus mencoba mencari jawaban. Mata itu tertuju pada sosok perempuan setengah tua yang duduk di pojok dapur. Ia adalah Ibu kedua anak itu. Tulus dan adiknya. Barulah Tulus tau, suara tangisan itu keluar dari mulut Ibunya. "Kalaulah ayahmu pulang, tentu Ibu akan belikan kamu mainan," berkata Ibu di sela-sela isak tangisnya. Tulus mulai mengerti akar permasalahan keadaan di dapur rumahnya. Seperti biasa, adik terus meminta mainan yang diinginkannya. Dan Ibu nampak masih belum sanggup membelikannya. Tak salah juga adik Tulus meminta mainan. Diantara anak-anak kampungnya, adik Tulus termasuk anak yang paling terbelakang dalam hal memiliki mainan. Tulus sendiri sering merasa bersalah karena tak sanggup membelikannya. Mengharapkan uang dari Ibu juga agaknya susah. Ibu hanyalah seorang pedagang sarapan dipagi hari. Penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari, uang jajan dan sekolah Ibu baru membelikan mainan buat anaknya ketika ayah pulang. Tetapi hampir setahun ayah masih di perantauan. Uang hasil kerjanya pun selama itu tak pernah sampai ke keluarga Tulus. Hal semacam itulah yang nampaknya membuat ibu bersedih. Menangisi keadaan agaknya mengerti kenapa Ibu menangis sampe sebegitunya. Yang pertama karena ibu melihat anaknya bersedih, kedua karena Ibu tak mampu memenuhi keinginan anaknya, dan ketiga karena suaminya sudah lama tak kunjung ada kabar Ibu tetaplah seorang perempuan yang tegar, sabar dan terus bekerja keras. Tegar dalam menghadapi permasalahan, sabar dalam menerima keadaan dan terus bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Ia jarang sekali terlihat mengeluh, meski peluh tak pernah berhenti membasahi tubuhnya. Amat sedikit waktu untuknya menangis, meski berlapis-lapis kebutuhan keluarga ditanggung sendiri. Tak pernah Ibu terlihat putus asa meski asa baginya membahagiakan anak-anaknya peluangnya sedemikian kaulah pahlawan keluarga kami. Lihat Cerpen Selengkapnya Pesonaair Terjun. Pesona Air terjun : Mutiara Indah. Air yang mengalir begitu kencang. Alunan suaramu bagaikan lagu berdendang. Dibalik pepohonan sangat Megah. Dari jauh kau sangat Indah. Oh Air terjun. Dari dekat Membuat >>.
Catatan 5 paragraf ibuku pahlawanku ibuku, pahlawanku …Sejauh perjalanan hidup kita, adakah yang lebih berjasa kepada kita selain ibu? Saya tahu, jawaban atas soal ini pasti akan bermacam ragam. Namun saya punya keyakinan bahwa sebagian samudra jawaban atas pertanyaan ini adalah Enggak ADA! Siapapun anda, entah seorang direktur maupun pandai cukur, insinyur maupun tukang sayur, jenderal alias kopral, pengamen atau anggota dewan, guru, dosen, nayaka, kepala negara, apalagi emir atau seorang bandit sekalipun… karuan kamu terlahir berpunca seorang ibu. Karenanya, enggak dapat dipungkiri bahwa ibu yaitu bani adam paling sentral dan monumental privat jiwa dan semangat kita. Rasanya, tidaklah berlebihan seandainya aku sendiri menyebut ibuku sebagai pahlawanku, sampai-sampai tentu melebihi predikat itu. Ibuku yakni pahlawanku, bukan saja karena ia telah melahirkan dan membesarkanku. Lebih dari itu, dia yakni manusia mula-mula yang memberi segala inspirasi. Suka-gundah, terharu-gembira, tangis dan tawa, segala senang dan derita. Bakat, gairah,keringat, usia, cintadan air mata –adalah sebongkah mutiara hidup dengan segala pemaknaan, kepanikan danpengharapan– ditumpahkannya dengan mumbung kerelaan dan kasih perjalanan hidupku, karuan begitu banyak atau bahkan terlalu banyak pengorbanan dan pemberian yang telah dicurahkan ibuku untukku hingga aku tidak akan sanggup menghitungnya. Kalau pun aku harus mengingat dan menamai pengorbanan dan pemberian itu satu per satu, aku berpengharapan, apa yang kuingat dan barang apa yang kusebut karuan jauh kian adv minim mulai sejak daftar pengorbanan dan belas kasih ibuku yang tidak dapat kuingat dan tidak dapat kusebutkan.
Sosok ayah bagiku adalah ayah yang penuh kasih sayang kepada kami anak - anaknya, belum pernah aku melihat bapak kasar pada siapapun walaupun beliau sering di fitnah oleh orang lain ketika beliau menjadi Kepala Desa selama 8 tahun. Ayahku tak pernah memarahi kami walaupun kami anaknya sering nakal dan menyusahkan mereka. Keluarga Mereka keluarga yang lama aku tinggalkan. Walau pun hanya ibuku yang mengantarkan aku memasuki pintu untuk pergi jauh, aku tak ingin mereka menangis. tak penting. " jawabku singkat dan segera meneguk minuman kesehatan yang paling kusukai hingga dua bahkan tiga. Jack tiba-tiba muncul menolong aku. Ia pahlawanku karena GambarQuote Puisi Pahlawan. Puisi Pahlawan bergambar diatas berjudul Pahlawanku karya Nor azizah. Bahkan, UUD '45 menegaskan sebuah pernyataan untuk menghapuskan penjajahan di atas dunia. Pernyataan itu merefleksikan dalamnya sebuah tindakan kepahlawanan. Selama2 minggu aku berada di rumah sakit ibuku selalu menemaniku di sampingku , disaat aku sedih karena harus di rawat dalam waktu yang sangat panjang ibuku tidak pernah lelah untuk menyemangatiku agar aku lebih semangat untuk melawan penyakit dan tidak memikirkan yang lain selain kesembuhan , ibuku juga tidak pernah lupa untuk mendoakanku. NamakuSofia Salsabila. Usiaku saat ini 15 tahun saat ini aku duduk di bangku kelas 3 SMP. Aku adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Aku mempunyai seorang kakak bernama Sela Febriani dia saat ini duduk di bangku kelas 2 SMA dan aku juga mempunyai seorang adik bernama Fira Permatasari tetapi dia sudah meninggal dunia sejak 4 tahun lalu saat dia berusia 11 tahun karena kecelakaan. iECMY.
  • w6ktgo859s.pages.dev/240
  • w6ktgo859s.pages.dev/218
  • w6ktgo859s.pages.dev/668
  • w6ktgo859s.pages.dev/271
  • w6ktgo859s.pages.dev/775
  • w6ktgo859s.pages.dev/401
  • w6ktgo859s.pages.dev/269
  • w6ktgo859s.pages.dev/360
  • cerpen singkat tentang ibuku pahlawanku