43 Kumpulan Puisi Keindahan Alam Indonesia dan Lingkungan. 15.20. Puisi Alam - Puisi adalah sebuah karya sastra yang berbentuk tulisan. Puisi bisa menjadi ungkapan kita akan sesuatu yang kita lihat dan kita rasakan dengan kata kata yang imajinatif.

Daftar Isi Pengertian Puisi Struktur Batin Puisi beserta Penjelasannya 1. Tema 2. Perasaan 3. Nada dan Suasana 4. Amanat Berbagai Metode Penyampaian Puisi 1. Membacakan Puisi 2. Deklamasi Puisi 3. Pertunjukan Puisi Contoh Puisi Tentang Alam yang Penuh Makna 1. Sajak Matahari 2. Pancuran 7 Abadi 3. Pengakuan yang Jujur 4. Siapakah 5. Hutan Karet 6. Pantun Terang Bulan di Midwest 7. Pesan Alam 8. Sabana 9. Mentari Pagi 10. Pendakian 11. Sajak-sajak Kecil Tentang Cinta 12. Indahnya Alam Negeri Ini 13. Kicau Burung 14. Melupakan 15. Puisi Alam 16. Bara Hati 17. Sejuk Tenang 18. Bumi 19. Senja 20. Lukisan tentang Langit 21. Laut dan Keindahannya Cara Menulis Puisi tentang Alam 1. Persiapan 2. Inkubasi 3. Iluminasi 4. Verifikasi - Karya seni yang ada di dunia sangatlah beragam wujudnya. Ada yang berbentuk tulisan, gambar atau lukisan, suara, dan masih banyak lagi. Puisi menjadi salah satu karya seni dalam wujud tulisan yang kemudian disampaikan secara lisan. Ada beragam tema puisi yang bisa dibawakan, salah satunya puisi tentang tentang alam berarti segala puisi yang menjelaskan atau menceritakan alam sekitar. Untuk menyampaikan makna atau pesan puisi tentang alam dengan benar, ada sejumlah metode penyampaian dan cara menulis yang perlu diperhatikan. Penasaran apa saja contoh puisi tentang alam beserta metode penyampaian yang bisa digunakan? Berikut artikelnya!Pengertian PuisiMengutip Schmitt dan Viala menyatakan masyarakat Yunani memandang puisi sebagai seni pencipta bahasa yang berbeda dari pemakaian bahasa-sehari-hari. Briolet juga menjelaskan puisi melalui istilah syair yang berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti hasil karya atau benda yang dibangun. Menggabungkan kedua pengertian, dapat disimpulkan puisi adalah salah satu karya sastra yang disusun untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan emosi yang dimiliki penyair menggunakan kata-kata indah, melebihi bahasa yang digunakan tiap Batin Puisi beserta PenjelasannyaPuisi memiliki struktur batin yang perlu diperhatikan. Struktur batin sendiri diperlukan sebagai dasar dalam menulis puisi serta pengetahuan pertama terkait karya sastra puisi. Struktur batin puisi meliputi TemaStruktur batin puisi yang eprtama adalah tema, gagasan pokok yang diungkapkan penyair dalam puisinya. Tema berfungsi sebagai landasan utama penyair dalam puisinya yang kemudian menjadi kerangka pengembangan sebuah PerasaanDalam membuat puisi. ekspresi perasaan penyair diperlukan agar karya sastra yang dibuat mampu mewakili perasaan tersebut. Ekspresi yang digunakan beragam, dapat berupa kerinduan, kegelisahan, hingga kekhawatiran. Secara singkat, perasaan berarti ekspresi yang ingin diungkapkan penyair melalui Nada dan SuasanaSelanjutnya adalah nada dan suasana. Nada puisi adalah sikap penyair terhadap pembaca, seperti menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas melalui cerita kepada pembaca. Sementara itu, suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membacakan AmanatStruktur batin terakhir dari puisi adalah amanat, pesan tersirat di balik kata-kata yang tersusun atau tema yang diungkapkan. Penyampaian amanat dapat disampaikan secara sadar atau tidak sadar dalam karyanya. Umumnya, amanat menjadi salah satu hal yang mendorong penyair untuk menciptakan Metode Penyampaian PuisiPuisi apapun, termasuk puisi tentang alam, dapat disampaikan dengan berbagai metode. Metode ini dapat disesuaikan dengan tema puisi yang akan dibawakan. Berbagai metode penyampaian puisi tentang alam menurut buku Bestie Book Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII, VIII, & X meliputi1. Membacakan PuisiSesuai namanya, membacakan puisi berarti menyampaikan puisi melalui ucapan dengan bahasa lisan. Ketika menggunakan metode ini. teks puisi dapat dibawa ke tempat Deklamasi PuisiMetode penyampaian puisi tentang alam selanjutnya adalah deklamasi puisi. Penyampaiannya sama-sama lisan seperti membacakan puisi, tetapi disampaikan dengan penghayatan dan luapan jiwa yang lebih besar daripada membacakan puisi. Dalam hal ini, teks puisi harus dihafal dan tidak dibawa saat Pertunjukan PuisiPenyampaian puisi dalam bentuk pertunjukkan dibagi menjadi dua, yaitu musikalisasi puisi dan dramatisasi puisi. Musikalisasi puisi berarti puisi diubah menjadi lagu, sedangkan dramatisasi puisi berarti disertai dengan gerakan atau peran tokoh sesuai peristiwa yang terjadi dalam Puisi Tentang Alam yang Penuh MaknaSetelah mengetahui pengertian dan berbagai metode penyampaiannya, berikut ini sejumlah contoh puisi tentang alam yang penuh makna untuk dijadikan referensi1. Sajak MatahariKarya RendraMatahari terbenam atau sunset di Jembrana, Bali. Foto Pantai Baluk Rening menjadi salah satu spot terbaik melihat matahari terbenam atau sunset di Jembrana, Bali. Pantai ini terletak di Desa Baluk, Kecamatan Negara, Jembrana. I Putu Adi BudiastrawanMatahari bangkit dari sanubarikuMenyentuh permukaan samudra keluar dari mulutku, menjadi pelangi di cakrawalaWajahmu keluar dari jidatku, wahai kamu, wanita miskin!Kakimu terbenam di dalam lumpurKamu harapkan beras seperempat gantang, dan di tengah sawah tuan tanah menanammu!Satu juta lelaki gundul keluar dari hutan belantara, tubuh mereka terbalut lumpur dan Kepala mereka berkilatan memantulkan cahaya matahariMata mereka menyala tubuh mereka menjadi bara dan mereka membakar duniaMatahari adalah cakra jingga yang dilepas tangan Sang KrishnaIa menjadi rahmat dan kutukanmu, ya, umat manusia!Penjelasan Puisi karya sastrawan kenamaan Indonesia ini menceritakan lingkungan dan seisinya yang merupakan rahmat Tuhan. Namun bisa berubah jadi bencana dan kutukan tanpa upaya menjaga keseimbangan dengan kepentingan Pancuran 7 AbadiKarya Dede Aditnya SaputraDesir angin sepoi menghembus perlahanBersama nyanyian burung di pucuk dahanAirmu menari-nari dalam nestapaMencairkan luka oleh karena cintaTercium bau yang harum menawanBau harum airmu memecahkan qalbu buanaTahukah kau akan qalbu buana itu?Yaitu qalbu yang dirundung duka dan nestapaOh.. nirwana puncak Gunung SlametKaulah tempat kami mengingat sang KuasaMelepaskan jiwa yang bermuram durjaDan merenungkan masa jayaSelain air terjunmu yang menawanTerdapat mata air panas yang bersahajaMembuat kita bersatu dengan malamApalagi malam Jumat orang JawaTerus lah abadi kau Pancuran ketujuhBersama ke enam Pancuran di bawah sanaPancarkan sinar keemasan dalam air mu!Untuk melupakan rasa sendu yang menggebuPenjelasan Puisi ini menceritakan kebesaran Gunung Slamet dan perasaan ketika berada di puncaknya. Gunung ini mengajak manusia merenungkan kembali perjalanan hidupnya, tidak sombong, dan siap menyongsong masa Pengakuan yang JujurKarya Radius SiburianIlustrasi puisi tentang alam Foto Mokkie/Wikimedia CommonsDi tiap ujung daun menjari tersimpan nada kagumDi tiap bentangan akar bersembunyi nada taatDi tiap pucuk pohon pinus bertunas nada syukurDi tiap ujung paruh burung terselip rasa kagumDi tiap auman fauna terdengar rasa taatDi tiap alat gerak animalia terbekas rasa syukurDi tiap bibir pantai-pantai tercium rasa kagumDi tiap puncak gunung menjulang tersimpan rasa taatDi tiap muara sungai terbentang rasa syukurDi tiap hamparan samudra terbentang nada dan rasaKagum, taat, syukur semua menyanyi kitab Kejadian SempurnaPenjelasan Penyair dalam karyanya ini menjelaskan kebesaran Tuhan melalui ciptanNya dan nikmat yang diterima manusia. Sudah sepantasnya bagi manusia untuk mengucapkan syukur dan taat atas ketentuhan Yang Maha SiapakahKarya Acep Zamzam NoorSiapakah yang menyiramkan hijauKetika puncuk bukit kembali bersemiSiapakah yang menumpahkan biruKetika ombak berkejaran dengan sunyiSiapakah yang menggambari langitDengan kuas sehalus awan pagiSiapakah yang mengukir udaraDengan pahat selentur jemariPenjelasan Penyair dalam karyanya menjelaskan rasa kagum atas alam, yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Begitu sempurnanya ciptaan Tuhan sehingga semua terlihat indah dan Hutan KaretKarya Joko PinurboIlustrasi hutan karet. Foto dok. RLUDaun-daun karet di hamparan monyet di kalong menghalau pucuk-pucuk ilalang belalang di semak-semak sebuah jalan kenangan sebelum surya berlalumasih kudengar suara bedug Sastrawan senior ini menceritakan perasaannya dengan mengambil latar hutan karet. Suasana hutan yang ramai suara hewan mengingatkannya pada suatu kenangan tepat di ujung senja menjelang Pantun Terang Bulan di MidwestKarya Taufiq IsmailSebuah bulan sempurnaBersinar agak merahLingkarannya di sanaAwan menggaris bawahSungai MississippiLebar dan keruhBunyi-bunyi sepiAmat gemuruhLadang-ladang jagungRawa-rawa dukanaSerangga mendengungSampaikah suaraCuaca musim gugurBukit membisuAsap yang hancurBiru abu-abuDanau yang di sanaSeribu burung belibisLereng pohon pinaAngin pun gerimisPenjelasan Dalam puisinya, sastrawan Taufiq Ismail menceritakan suasana malam Amerika Serikat di areal sekitar sungai Mississipi. Areal ini kemungkinan adalah lahan pertanian sepi, yang saat itu tengah Pesan AlamKarya Haidi SIlustrasi puisi tentang alam. Foto Andhika-detikcomBencana ini mengajarkan kitaBagaimana rasanya terpenjaraDi tempat yang disebut rumahYang perlahan membuatMungkin kita harus ingatSaat perilaku kita menjeratPenghuni laut udara dan daratAkal dan nurani nyatanya tak saling terikatTuhan melalui alam menyampaikan pesan penuh IlhamMembiarkannya geram sebab dosa tak terpendamPenjelasan Dalam puisi ini, penyair berpendapat bencana sesungguhnya pesan alam pada manusia. Alam diam saja bukan berarti pasrah menerima kelakuan manusia. Balasan diberikan seizin Tuhan saat manusia tak juga berhenti SabanaKarya Umbu Landu ParinggiSabanamemburu fajaryang mengusir bayang-bayangkumenghadang senjayang memanggil petualangsabana sunyidi sini hidupkusebuah gitar tuaseorang lelaki berkudasabana tandus mainkan lagukuharum nafas bundaseorang gembala berpaculapar dan dahagakemarau yang kurindu dibakar mataharihela jiwaku risaukarena kumau lebih cintahunjam aku ke bibir cakrawalaPenjelasan Umbu dalam karyanya menceritakan suasana sabana yang bermandi sinar matahari. Sabana yang luas, panas, dan sepi ternyata bisa sangat dirindukan serta menjadi sumber kehidupan makhluk Mentari PagiKarya Ayu AmandaMatahari Pagi di Bunaken. Foto BonauliCahaya masuk menyapa hangatCerah tapi tak menyengatMatahari mulai terang cutSendu yang tak merapatKicauan burung cantikMenjadi hiasan musikPagi ini terasa menarikTak inginku terusikLembaran baru kan dimulaiBerjalan elok gemulaiTak berharap terleraiKetabahan hati lagi ini teruraiPenjelasan Penulis mengumpamakan matahari yang terbit tiap pagi laksana pembuka berbagai kesempatan dan petualangan. Kehidupan hari itu bisa berjalan baik sesuai rencana, namun ada juga peluang terjadinya ujian dan PendakianKarya Fadhal. MSejauh mata memandangGunung kokoh abadi terpancangDiselimuti kerumunan awanIngin rasanya duduk dari ketinggianLewati hamparan hijau ladang ladangHilangkan semua kepenatan dalam kehidupankaki yang terus melangkah akan rasa penasaranDan mata yang terus memandang ke depanPenjelasan Dalam karyanya, penulis Fadhal menceritakan perasaan ketika mendaki gunung. Rasa lelah seolah terhapus keinginan sampai di puncak, menikmati pemandangan dari puncak, serta rasa lega yang Sajak-sajak Kecil Tentang CintaKarya Sapardi Djoko DamonoIlustrasi puisi tentang alam. Foto CFOTO/Getty Imagesmencintai anginharus menjadi siutmencintai airharus menjadi ricikmencintai gunungharus menjadi terjalmencintai apiharus menjadi jilatmencintai cakrawalaharus menebas jarakmencintai-Muharus menjelma akuPenjelasan Sastrawan yang terkenal dengan karya Hujan di Bulan Juni ini, menawarkan cara mencintai dalam tulisannya. Termasuk cara mencintai seorang hamba pada Tuhan yang membutuhkan Indahnya Alam Negeri IniKarya Ronny MahariantoKicauan burung terdengar merduMenandakan adanya hari baruIndahnya alam ini membuatku terpakuSeperti dunia hanya untuk dirikuKupejamkan mataku sejenakKurentangkan tanganku sejenakSejuk, tenang, senang kurasakanMembuatku seperti melayang kegiranganWahai pencipta alamKekagumanku sulit untuk kupendamDari siang hingga malamPesonanya tak pernah padamDesiran angin yang berirama di pegununganTumbuhan yang menari-nari di pegununganBegitu indah rasanyaBak indahnya taman di surgaKeindahan alam terasa sempurnaMembuat semua orang terpanaMembuat semua orang terkesimaTetapi, kita harus menjaganyaAgar keindahannya takkan pernah sirnaPenjelasan Penulis menceritakan keindahan alam Indonesia yang menawarkan berbagai pemandangan. Keindahan bisa disaksikan tiap hari mulai membuka hingga menutup mata. Penyair juga mengingatkan pentingnya menjaga keindahan Kicau BurungIlustrasi kicau burung dari burung murai. Foto Uje Hartono/detikcomKicau burung yang menyusup lewatsela daun mangga bersama hangatnya mentari pagiadalah sebuah misteripada siapa rindu kubagiKicau burung yang menggetarkan ibakudaun terbang entah kemanaadalah sebuah dukayang tertinggal dari kibasansayap lukanyaPenjelasan Karya ini menceritakan dualisme pagi yang membuka peluang sekaligus kesedihan. Peluang sudah selayaknya dihadapi dengan rasa positif, namun kesedihan kerap kali membawa MelupakanIlustrasi planet Bumi. Foto NASABertambah panasnya dunia inisemakin tak terasa sejuknya anginsemakin tak terdengarnya kicauan nyanyian alamsemakin hilang jernihnya air sungaihanya keringat manusia serakah yang sering menetesdi bumi ini semakin keringnya tanah yang dia pijaktak ada lagi pohon yang tumbuhhanya gedung yang sanggup bertahan saat iniKemana manusia yang dulu merindukan kesejukan dan kedamaian?kini hilang, melupakan keheningan dan kesejukanudara bersih...tidakkah manusia merindukan itu semuaSadarlah manusia serakah, masih banyak pekerjaanyang tidak harus merusak tempat tinggalmu sekarangbumi ini rumah kita bersamajaga dan rawatlah rumah kita Puisi ini menceritakan perubahan alam akibat kelakuan manusia. Alam dieksploitasi sedemikian rupa hingga tak lagi jadi rumah bagi seluruh makhluk hidup. Hanya menunggu waktu, hingga alam murka pada Puisi AlamKarya RevoHutan bambu. Foto Getty ImagesLihatlah hutan kita iniSedikit habis oleh orang-orangYang tidak memikirkan masa depanDia mementingkan pribadi tanpa peduliLewat puisi alam ini aku bertanyaLewat curahan kata aku bicaraIndahnya tanahku di atas negeriRibuan pulau menyapa senyum bijaksanaIndonesia tercinta tetumbuhan menghijauAku lahir di siniDi tempat surgawiTanahku subur penjajah suka buahkuMereka berkelana dari kejauhanMereka datang berbondongAkhirnya mereka pergi dengan semangat alamPenjajah pergi, penjajah lenyapSekarang diri menjarah diriHutan kita habis berkepingSisa akar-akar yang suramSatukan jemari, beri yang lain pencerahanCukup tanam satu tunas sehatiAtau lindungi yang sudah merambahTanpa kau ketahui kau melestarikanJanin di masa mendatangSengaja gambar ini terpampangSengaja gambar ini tersimpanAgar kita mengerti takkan ada lagi yang asriKalau kita tak peduliPenjelasan Penyair dalam karyanya mengungkapkan rasa sedih akibat hutan yang terus habis. Lebih sedih karena penjarah hutan adalah bangsanya sendiri yang tidak peduli pada kelestarian dan keseimbangan Bara HatiApi membara karena dikipasPanas menyengat hewan melataTambang dicari hutan dilibasHasilnya dibagi tidak merataKalau ingin melanglang buanaJangan memandang fatamorganaLingkungan rusak dimana-manaKesadaran manusia hanya wacanaKapal berlayar tanpa muatanDiiringi music orkes simponiBumi merana kehabisan hutanTanam pohon hanya seremoniPasang tenda memakai pasakTenda dibangun untuk pajanganPemerintah sadari lingkungan rusakTanam pohon buru penghargaanHobinya bikin mainan sawahBuat ngusir hama tanamanMobilnya sih mahal dan mewah,Buang sampahnya kok Buang sampahnya kok sembaranganPenjelasan Dalam puisi ini, penyair prihatin pada kelakuan manusia terhadap alam. Manusia buang sampah sembarangan, menbang pohon, serta mengutamakan kepentingan pribadi padahal tahu risiko dari Sejuk TenangSejuk tenang di pegunungan. Foto ANTARA FOTO/Aloysius Jarot NugrohoKicauan burung terdengar merduMenandakan adanya hari baruIndahnya alam ini membuatku terpakuSeperti dunia hanya untuk dirikuKupejamkan mataku sejenakKurentangkan tanganku sejenakSejuk, tenang, senang kurasakanMembuatku seperti melayang kegiranganWahai pencipta alamKekagumanku sulit untuk kupendamDari siang hingga malamPesonanya tak pernah padamDesiran angin yang berirama di pegununganTumbuhan yang menari-nari di pegununganBegitu indah rasanyaBak indahnya taman di surgaKeindahan alam terasa sempurnaMembuat semua orang terpanaMembuat semua orang terkesimaTetapi, kita harus menjaganyaAgar keindahannya takkan pernah sirnaPenjelasan Rasa syukur seolah membersamai penyair saat menulis karya ini. Keindahan alam masih terbayang meski penulis memejamkan matanya. Tentunya keindahan bisa dinikmati bila ada upaya penjagaan dari BumiKarya Erista Laili kau begitu hijau menawanPohon pohon sangat rindangBurung burung terbang melintasi awanNamun apa dayaDulu kau yang hijau menawanSekarang kau penuh dengan sampahSungguh tak enak dipandang oh bumikuSeandainya kau masih seperti dahuluHijau sejuk sejauh mata memandangPasti akan ku jaga bumikuSupaya anak cucuku bisa menikmati keindahanmuPenjelasan Dalam karyanya penulis mengungkapkan rasa sesal pada perubahan buruk bumi. Saat ini bumi menjadi penuh sampah, tidak sejuk, dan tak enak dipandang. Penulis juga menegaskan tekah menjaga keindahan SenjaKarya Arinal KhusnaSunset di kaki Gunung Ranai Foto detikSenja yang kau kirimkan sudah kuterimaKu kira sudah lengkapLengkap dengan bau laut dan desir anginJuga suara ombak yang memecah pantaiAku pun tahuSenja yang paling indah pun akan berakhir dengan menyedihkanKetika segalanya menjadi siluetLantas menyatu dalam kegelapan Kita pun sama sama tahuKepastiannya untuk selesai dan menjadi malam dengan kejamMenjadi kehitaman yang membentang sepanjang pantaiHitam, sunyi dan kelamPenjelasan Senja dalam puisi dilukiskan sebagai awalan malam yang sunyi dan gelap. Penulis mengidentikkan malam yang hitam dengan kesedihan dan kepastian layaknya penghujung Lukisan tentang LangitKarya Rahmannisa MufarrahLangit yang kelabu itu membawa kamu datangHujan yang deras membawamu pergiHadirmu hanya sebuah kiasAnehnya aku baru menemukan kilas yang justru memberi bekasNamun hitammu masih pekatSeperti tak ada warna yang cukup pantasTak terkecuali warna yang ku punyaAnganku menyerahAku baru menyadariBahwa langit adalah kelamIa berlari tanpa tujuanHingga menyerah dalam permainan semestaTakdir terus berjalanHingga sosok lain pun datangSosok yang menghangatkan Sekali lagi sang kelam menyerahMemberikan takdir memainkannyaPenjelasan Puisi ini seolah menceritakan rasa pasrah penulis. Kepasrahan muncul setelah sibuk berlari tanpa tujuan, hingga akhirnya menyerah. Perasaan ini dianalogikan dengan malam yang gelap dan Laut dan KeindahannyaKarya Siska Ayu NoviantiKeindahan laut Pantai Balanan, Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Foto ANTARA FOTO/BUDI CANDRA SETYALautan yang jernih dan tenangDiperindah dengan deburan ombakDi balik terumbu karang yang cantikIkan-ikan bergurau riangTanaman bergerak mengikuti arusIkan berenang dengan ceriaBurung berkicau melewati lautan biru bercahayaKilauan cahaya matahari terbenamMembuat mata terpanaUdara yang sejuk menambah suasanaManusia yang melihat sangat terpesonaBetapa eloknya laut kitaPenjelasan Pesona laut yang mengundang decak kagum diceritakan penulis dalam karya ini. Makhluk yang hidup di dalam maupun sekitar laut menjadsi sumber keindahan laut dengan airnya yang setidaknya empat langkah atau cara yang perlu diperhatikan dalam menulis puisi tentang alam. Berikut caranya dikutip dari situs PersiapanCara atau langkah pertama dalam menulis puisi tentang alam adalah persiapan. Dalam hal ini, penyair harus mencari bahan-bahan atau sumber tulisan yang dapat digunakan. Persiapan dapat dilakukan dengan pengayaan materi, mencari momen puitik yang menyentuh perasaan, dan InkubasiSetelah bahan-bahan terkumpul, ada tahapan inkubasi atau pengendapan materi. Tahap ini dilakukan sambil melakukan proses penyusunan IluminasiKetika semua bahan yang dikumpulkan telah siap untuk dibuat ke dalam tulisan, cara selanjutnya yang perlu dilakukan adalah iluminasi atau perwujudan. Pada tahap ini, semua ide yang telah diorganisasi dituangkan ke dalam bentuk VerifikasiTahap terakhir dalam menulis puisi tentang alam adalah verifikasi, tahap yang menilai apakah suatu karya layak dipublikasikan atau tidak. Untuk menentukan kelayakan ini, penulis perlu melakukan tahapan revisi atau perbaikan-perbaikan tertentu dengan cara peer-review atau meminta masukan dari 21 puisi tentang alam beserta contohnya. Semoga artikel ini memberikan Anda gambaran lebih jelas terkait puisi tentang alam, ya! Simak Video "Pesona Wisata Sumenep Pantai, Sejarah, dan Tradisi" [GambasVideo 20detik] des/row
Bagianpertama dari puisi tentang bencana alam adalah adalah puisi bencana alam pendek dan puisi bencana alam singkat atau puisi gempa palu yang berkisah tentang keprihatianan atas bencana gempa yang terjadi di Palu, yuk kita simak saja puisi bencana alam singkat berikut ini. DUKAMU DUKAKU Oleh: Am. Duka kita Berpadu satu Dalam guncangan Luluhlantakkan
Kumpulan puisi puisi tentang bencana alam, tsunami, gempa palu dan donggala. Berita bencana alam di indonesia 2018 tak henti-hentinya membawa kesedihan yang mendalam, belum kering air mata atas tragedi gempa alam gempa kembali menggetarkan pulau sulawesi disusul tsunami yang menewaskan ratusan orang, inspirasi tentang bencana alam inilah yang dikisahkan puisi bencana alam tsunami, dan beberapa puisi bencana alam singkat untuk kali for Palu, begitulah kata singkat kesedihan untuk palu dan sekitarnya, gempa Palu dan Donggala menyisakan tangis dan duka mendalam, sehingga membangkitkan empati bagi penulis puisi untuk mendeskripsikan perasaan sedih atas tragedi bencana gempa di Palu dengan menulis puisi tentang bencana alam dan puisi gempa tsunami ini adalah susunan daftar kumpulan judul puisi tentang bencana alam gempa dan tsunami yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak atau diantaranyaSekitar empatbelas judul puisi gempa palu atau puisi bencana alam tsunami atas tragedi alam yang terjadi di pulau Selawesi atau tragedi gempa Palu dan DonggalaKumpulan Puisi - Puisi Tentang Bencana Alam Tsunami, Gempa Palu, Donggala Kumpulan puisi bencana alam tsunami yang dipublikasikan merupakan puisi gempa palu atau keprihatinan kejadian alam yang terjadi di palu, yang ditulis beberapa orang sebagai bentuk empati atas bencana alam yang di jadi di Sulawesi tengah atau gempa palu, donggala dan sekitarnyaDan berikut adalah bait-bait puisi tentang bencana alam tsunami dan gempa Palu, diawali dengan tema puisi bencana alam pendek dan puisi bencana alam singkat, berikut ini puisinya.1. PUISI BENCANA ALAM PENDEKBagian pertama dari puisi tentang bencana alam adalah adalah puisi bencana alam pendek dan puisi bencana alam singkat atau puisi gempa palu yang berkisah tentang keprihatianan atas bencana gempa yang terjadi di Palu, yuk kita simak saja puisi bencana alam singkat berikut DUKAKUOleh AmDuka kitaBerpadu satuDalam guncanganLuluhlantakkanKeangkuhanJuga tembokKeangkaramurkaanHingga tersisaTetes airmata dukaDi tanahmuTanahkuTanah pertiwi kita!Duka PaluDuka LombokBuraikan airmatanya!300918Palu, Oh PaluOleh Jangkung AsmoroBermimpi apa kau semalam?Saat sujudmu belum usaiDan doamu masih meninggiDukamu mengejutkan kamiSenyummu sekejap pergiTerpejam dan terus terpejamPalu oh paluJangan kau merasa sendiriBahu kami ada untukmuBack to list title ↑ kumpulan puisi bencana alam ↑2. PUISI UNTUK BENCANA ALAM PALU DAN DONGGALASelanjutnya bagian kedua adalah puisi- puisi untuk bencana alam atau puisi gempa palu yang terjadi di palu dan donggala, bagaimana cerita puisi bencana alam tsunami dan kata kata puisi dalam bait puisi tentang bencana alam tersebut, untuk lebih jelasnya disimak saja berikut puisi untuk bencana alam dibawah PALU DAN DONGGALAOleh Muklis PunaTinta- tinta membeku di ujung penaAir mata surut dihisap pasangBumimu demam dan diareMari pinjamkan resah mu pada negeriDada berdegup luruh menatap laraPada matahari merangsek menuju kandangJasad mu menggigil dalam gelegakRumah rumah luluh lantakBayi bayi menjeritDarah -darah diperas diwajahKetuban pecah, buih raksasa menerjangMenguras pantai merambah desa -desaKetakutan mengotori udaraGunung- gunung disasarSaat matahari tiba di sarangPusara kematian berjejeranOh...Palu dan Donggala Apakah kau tragedi terakhir? Atau Kau masih disusulHanya selentingan doaKukirim di ujung selatKisah mu telah kutanam dalam dadaOh ...Palu dan DonggalaBertahanlah dalam dukaKau tidak sendirian di negeri penuh dukaAku, Kami, dan kita dalam tempahan ilalhiLhokseumawe, 29 September 2018DOA UNTUK DONGGALAOleh Iskandar ZulkarnainGempa mengguncang lagiMenggetarkan bumi pertiwiMenghempaskan lautanMembelah daratanPepohonan menyelamReruntuhan mengambangKuasa Tuhan mana lagiYang harus kita dustai?Laut, daratanTebing dan hutanMemuja harapanMenatap reruntuhanSanak bersepahOrang-orang penuh resahDuka dan ratapanMenyaksikan kehilanganMari rimbakan doaPada kawan-kawan semuaKepada tangis sesenggukanKepada ampunan TuhanJH_Kdr 300918SENJA DI DONGGALAOleh Wiena Recky Sore menjelang senjaKetenangan tiba-tiba di guncangBumi bergetar dahsyatDi setiap sudut kota donggalaKepanikan kian menjelmaKetika sunami menyusul datangnya gempaRibuan rumah pora-porandaRatusan jiwa melayangPuluhan orang hilangDan berjuta keluarga kehilangan tempat tinggalSenja donggala mencekamDibalut rintihan jeritanDitimpa reruntuhanDi hanyutkan sunamiTUHAN,kuasamu begitu besarKala bumi engkau goncangkanKetika air laut engkau naikan kedaratanYa ALLAH,Ampuni segala dosa-dosa kamiAmpuni segala khilaf kamiLindungilah kami dari semua bencana iniJAKARTA30 september 2018 1106PUISI INGATLAHOleh Arief ChandraWahai insankita yang dilenakannikmat dunia permainanwarna rupa dan juga rasagairah syʌhwat nʌfsu durjayang telah lalaikan jiwaakhirnya berbuah bencanayang tak berdosa jadi korban juasemoga mereka diterimadisisi Allah azzawajallaWahai insan, insyaflahjangan lagi kita terlekabujuk rayu nʌfsu duniakemilau fana bercahayamenipu pandang netraWahai saudaraku semuadi Palu dan Donggaladoa kami ikutlah sertasemoga tabah kiranyahadapi ujian yg menderaair lautan yg telah murkasemua kehendak Allah juaIngatlah hai saudaradibalik itu semuapasti ada hikmahnyasemoga kita semuamenerima dan tabah pulasemoga Allah berikan pahalayang setimpal kiranyamarilah kitarenungi itu semuadibalik musibah ada rahasiadidalam rahasia ada hikmahnyaDoa kami buat saudaradi Palu dan Donggalakami pun turut berduka30-september-2018 jambi Back to list title ↑ kumpulan puisi bencana alam ↑3. PUISI BENCANA ALAM TSUNAMI PALU DAN DONGGALABencana alam gempa palu yang di susul tsunami menewaskan ratusan orang, membawa keprihatinan mendalam. dan berikut adalah puisi empati atas bencana alam tsunami yang terjadi di palu dan donggalaPuisi-puisi bencana ini bukanlah puisi bencana alam singkat dan puisi tentang bencana alam 2 bait, tetapi puisi bencana alam panjang, yuk kita simak saja puisi bencana alam tsunami dibawah Palu PiluOleh Fransiska Ambar KristyaniGempa menyalak tsunami kompakBerserak jazat di himpitan serakan kerusakanSeorang bocah diam dalam boncengan TNI penolongnyaMenatap reruntuhanDi mana ibu di mana bapak apakah guncangan telah melahap keduanyaCerita luka ini terus berulangBocah diamBertahan dalam amuk alamTsunami menghempas teriakanMengerikanPalu menjerit bocah masih diamDonggala tangismu tersimpan dalam catatan catatan merekaAdakah Kau mau bicaraPadaku yang kian membatuSemarang, 29 September 2018Pilu Palu Ditalu Di paluKaryaErum RumiasihSenja memerah baru berlalubumi di Palu bagai dihantam, dipaluberguncang hebat, mengundang pilutersapu tsunami yang menggulung menderujerit, pekik, tangis ketakutan menghantuberlari, berlindung takut tersapusementara gulungan ombak mengejar, memburumelahap semua, tanpa pandang buluInikah tanda Teguranmu?isyarat agar kami mengingatMuTak hidup bersitegang, berseteruBerebut kursi, hingga tak ingat waktuPalu ditalu kami malumalu,sibuk urusan dunia meluluTanah Palu ditekuk, kami takutTakut azab-Mu segera menjemputPadahal amal belum ada umur sudah lanjutAstagfirullah...Ampuni kami Yaa AllahLindungi saudara kami Yaa AllahLindungi kami...Bandung, 29 september 2018RETAK TANAH DISAPA BENCANAKarya Suyatri YatriBahu siapakah kan kupinjam untuk bersandar sekadar membuang butiran bening yang menetes di mataku?Ah, terlalu berat beban yang kupikul dari luka yang mengguncang negerikuSaat jerit pilu telah memenjarakan nestapa di tanah DonggalaMamuju pun bersambut duka dari napas yang terhentikanSementara amukan sadis gelombang setinggi rumah telah meratakan Palu dengan puing-puing deritaTuhan sedang menguji bangsaBertubi-tubi disapa bencanaBelum kering darah dan air mata memercik di dinding nestapaHempasan tragedi menimbun tubuh lemah tiada dayaTersungkur limbung retak tanah mematah tungkai merimbun laraDongeng ratu bermata sayuMencecah kerajaan berseteruHingga Allah membalikkan lautan biruMenumpah kecup daratan menggigil piluNikmat yang mana disembunyikan dari Yang Mahasempurna?Alam terbata saat tanya tiada jawabnyaGemuruh salah menumpuk hinggapi jiwaJangan salahkan bumi telah menuaSebab diri telah lena oleh kemewahan duniaRokan Hulu, 29 September 2018Hak Cipta ©2018 Suyatri Yatri Back to list title ↑ kumpulan puisi bencana alam ↑4. PUISI TENTANG GEMPA BUMI DI PALU DAN DONGGALAGempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi lempeng Bumi.inilah yang terjadi di Pulau sulawesi yang menyebabkan bencana alam gempa di Palu, donggala dan sekitarnya, Berikut adalah puisi tentang bencana alam dan puisi tentang gempa bumi serta puisi gempa paluyang dipublikasikan silahkan disimak saja puisi bencana alam tsunami berikut iniPALU TERGUNCANG PILUKarya Suyatri YatriTeguran Allah kembali singgahi lapisan bumiDari Lombok bergeser ke PaluGetarannya hingga ke pun naik hingga tenggelamkan Masjid AgungKembali dipertanyakan mengapa 7 SR mengguncang negeri?Palu terguncang piluDua meter tingginya air melahap gedung hingga luluh lantahJerit tangis panik histerisLuka kembali bersenandungKita sedang berkabungDoa dan zikir menenangkan jiwa yang bingungKe mana arah yang hendak di tujuKejaran air telah hempaskan segalanyaKembali muhasabah jiwa atas bencana yang melandaRokan Hulu, 28 September 2018Hak Cipta ©2018 Suyatri YatriMEMBACA TANDAOleh Muklis PunaLombok berdentangBerulang-ulang berguncangAir mata meluap bandangRumah- rumah rubuh seketikaBumi meradang menoreh lukaLebam duka masih merekahPalu bergetar hebatLaut meludah pasir menebar mautPerut bumi mual-mualMuntah dimana sajaOrang orang melenggang dosaMatanya rabun tanda tak terbacaSombong ditimbun di ubun ubunKabut hitam mengendap dalam dadaBerkacak pinggang menopang langitPalu, Lombok Yogyakarta, Aceh dan PadangAdalah tanda bumi meradangBeban melimpah, pasak -pasak melepuhKekuasaan bagai bangkai diantara harimau laparMasih berapa lagi tanda dinampakkan?Lhokseumawe, 28 September 2018PALU,TERHANTAM PALUOleh NoeKau dengar teriakan pilu di antara gelegar ombak yang menyapu segalanya?Kau lihatkah kapal besar yang melintang di jalan raya?Kaurasakankah rumah rumah mengapung dengan para penghuninya?Palu terhantam palunya bumi hingga semua kocar kacir dalam serakanLalu apa yang engkau pikirkan?, Kasihan?Mohon ampun seraya sedikit mempertanyakanKenapa Tuhan, mengapa Tuhan?Namun dalam diri dan dadamu sendiri engkau butakanBerhentilah merasa iba sebentarTengok nuranimu yang begitu mudah tersulut dan terbakarTelʌnjangilah segala nʌfsu, sombong angkaramu yang tlah begitu meliarLalu jujurlah bahwa kita ini kepada alam dan Tuhan telah menjadi manusia yang kurang ajarTelah tersirat, dan tersurat berguncang lah wahai bumi dan lautanDi mana telah terjadi kemungkaranMabʌk zinʌ dan atas segala ketidak adilanDan lalu berhentilah ketika mereka kembali pada kebenaranDulu Aceh, Jogja kemari lombokDonggala, palu dan entah kapan dan di mana lagiBisa terjadi di mana kita sekarang ini berdiriBerhentilah sebentar engkau merasa iba ber-atensiMari kawan kita mengintrospeksi diriKatakanlah bencana tak akan terjadiBila rasa kita masih santun dan punya rasa peduliPada sesama dan Tuhan sang segala pemberiKita, bukankah masih punya nurani?30 September 2018 0613Back to list title ↑ kumpulan puisi bencana alam ↑PUISI INDONESIA BERDUKAOleh Maria Fatima AnmuniDuka Negeri IniAir mata di lombok belum. keringAlam kembali mengguncang Palu dan Donggala bumi makin kropos hingga tak mampu kuat menahan guncangan alam meluluh lantahkan kehidupan manusia amukan alam hanya sesaat tapi menorehkan luka dan duka berkepanjangan bagi manusia luka yang takkan pernah sembuhBanjir darah dan air mata menghyutkan taman hidup saudara kitaBencana alam tak dapat dihindariRintihan pilu anak manusia yang kehilangan sanak family, alam tak mengerti akan rintihan ituNamun Tuhan masih ada untuk kita ada kekuatan puing reruntuhan banguan berceceran mayat mayat tergelatak begitu saja luka-luka menganga bau darah makin tajamOh Tuhan tak sanggup kami lihat mayat saudara kamiDarah mereka kering dibadan ingin kuusap darah itu dengan doaDuka saudara kami adalah duka negeri iniTangis mereka adalah tangis kami susah mereka adalah susah kami karena kami adalah Bhineka tunggal ika kami adalah SaudaraDalam doa kupersembahkan mereka yang menjadi korban amukan alam Tuhan, alamMu telah memanggil saudara kami kembali ke hadiratMu di sisiMu. Hanya diKaulah yang mampu mengusap air mata kami, duka negeri ini kami letakakkn kumpulan puisi-puisi tentang bencana alam tsunami gempa, yang terjadi di Palu Donggala dan sekitar, semoga saudaura sebangsa setanah air kita, yang terkena musibah di beri ketabahan, menerima cobaan bencana alam gempa dan tsunami.
Untuklebih jelasnya puisi bencana alam indonesia disimak saja dibawah ini puisi berjudul pertiwiku menangis agar mengerti arti puisi dan makna puisi pertiwiku menangis. Pertiwiku Menangis Karya: Chumairoh (Aksara Kimya) Ingin mengungkapkan keprihatinan dan kesedihanmu dengan menulis puisi tentang bencana alam? Kalau bingung dan sedang mencari inspirasi, kamu menemukan tempat yang tepat. Di sini, kamu bisa membaca beberapa contohnya yang tak hanya menginspirasi, tapi juga bisa membuatmu terenyuh. Langsung saja dibaca, yuk! Selain pantun, puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang biasanya digunakan untuk mencurahkan isi pikiran dan perasaan penulisnya. Ada banyak hal yang bisa ditulis menjadi puisi, baik itu tentang cinta, hobi, keadaan alam, dan masih banyak lagi. Nah dalam artikel ini, kamu akan membaca beberapa contoh puisi tentang bencana saudara-saudara kita di daerah lain mengalami bencana, apa yang biasa kamu lakukan? Tentu saja kamu akan memberikan bantuan baik materi maupun logistik, kan? Nah, tak hanya itu, kamu pun bisa memberi dukungan moril dengan mengungkapkan keprihatinan dan kesedihanmu dengan menulis sebuah masih bingung cara untuk menuangkan pikiranmu dalam sebuah puisi, kamu bisa membaca contoh-contohnya di sini. Siapa tahu setelah membacanya, kamu akan seperti apakah puisi tentang bencana alam tersebut? Kamu pastinya makin penasaran, kan? Daripada kelamaan, mending kamu langsung simak saja selengkapnya di bawah ini, ya! Selamat membaca! 1. Kamu di Mana? Akhirnya berita itu sampai kepada saya Gelombang tsunami setinggi 23 meter melanda rumahmu. Yang tersisa hanya puing-puing belaka. Di mana kamu, De’Na? Sia-sia teleponku mencarimu. Bagaimana kamu, Aceh? Di TV kulihat mayat-mayat yang bergelimpangan di jalan. Kota dan desa-desa berantakan. Alam yang murka manusia-manusia terdera dan sengsara. Di mana kamu, De’Na? Ketika tsunami melanda rumahmu, apakah kamu lagi bersenam pagi? dan ibumu yang janda lagi membersihkan kamar mandi? De’Na, kita tak punya pilihan untuk hidup dan mati. Namun untuk yang hidup kehilangan dan kematian selalu menimbulkan kesedihan. Kecuali kesedihan, selalu ada pertanyaan kenapa hal itu mesti terjadi dengan akibat yang menimpa kita? Memang ada kedaulatan manusia, De’Na. Tetapi lebih dulu sudah ada daulat alam. Dan kini kesedihanku yang dalam membentur daulat alam. Pertanyaanku tentang nasib ini merayap mengitari alam gaib yang sepi. De’Na! De’Na! Kini kamu menjadi bagian misteri yang gelap dan sunyi. Hidupku terasa rapuh oleh duka, amarah, dan rasa lumpuh. Tanpa kejernihan dalam kehidupan bagaimana manusia bisa berdamai dengan kematian? De’Na, hatiku menjerit pilu. Di mana kamu? Bagaimana kamu? Yang tak bisa kutolak dalam bayangan, meski mataku terbuka atau terpejam, adalah gambaran orang banyak berlarian, dikejar gelombang 23 meter tingginya. Dan lalu gempa yang menenggelamkan gedung-gedung tinggi, membelah jalan raya, menjadi jurang menganga. Ribuan manusia menjadi sampah dalam badai. Kedahsyatan daulat alam, De’Na! Bukan sekedar kematian! Inilah yang membuat aku gemetaran! Tanpa menyadari ini apakah arti kebudayaan? Apakah pula arti puisi? Hidup dan segala usaha manusia barulah berarti dan nyata bila ia menyadari batas kemampuannya. De’Na, apakah sekarang kamu lagi tersenyum membaca sajakku semacam ini? Rendra, Di Mana Kamu De’Na? Apakah kamu masih ingat tentang bencana tsunami dahsyat yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 silam? Gelombang tsunami dengan tinggi mencapai 30 meter itu mampu memporak-porandakan rumah-rumah hingga rata dengan tanah dan menelan ratusan ribu korban jiwa. Nah, puisi tentang bencana alam karya Rendra di atas dibuat untuk mengenang musibah tersebut. Saat membaca puisinya, mungkin akan membuat hatimu miris dan sedih. Ketika membayangkan seseorang yang dikasihi menjadi korban keganasan alam, kamu mungkin hanya bisa pasrah karena tidak bisa berbuat apa-apa. Memang, tak ada yang kuasa menolak kemalangan. Pada akhirnya, kamu pun harus merelakan takdirnya untuk kembali bersama Sang Pencipta. 2. Berusaha Tabah Angin diam tak ingin mengusik keheningan candra pun enggan mencipta bayangan dipilihnya persembunyian dibalik awan paling tebal agar tak sedikitpun biasnya tertinggal Tak satu serangga pun bersuara meski sekadar untuk bersendawa senyap sungguh malam ini adanya aku pun tak sedang ingin bercanda…aku berduka! Belum habis kesedihan, datang kemalangan bencana terus mencoba-coba keimanan memisahkan kekasih dan keluarga seketika mencipta rintih tangis memilu menoreh luka Justru di saat berharap khusyuk mengisi Ramadhan bertubi Kau perlihatkan tantangan ketaqwaan ditengah kebakaran padat hunian diantara asap hutan menyesakkan di kepanikan gempa menakutkan sungguh ujian yang berat dijalankan… Masih dalam kesedihan mendalam semoga mereka mampu bertahan bertahan dari guncangan batin dan siksaan badan bertahan meneguh hati menerima cobaan bertahan…hingga mendulang nikmat di ujung Ramadhan Iga Mawarni, Cobaan Puisi tentang bencana alam ini ditulis sebagai wujud keprihatinan atas banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia pada tahun 2009 lalu. Musibah besar diawali dengan tragedi jebolnya Bendungan Situ Gintung yang terjadi pada bulan April 2009 di daerah Jawa Barat. Kejadian tersebut menewaskan lebih dari seratus orang, puluhan orang hilang, dan puluhan rumah rusak berat. Beberapa bulan kemudian, tanah air kembali diguncang gempa yang menewaskan ribuan orang di Kota Tasikmalaya dan Padang yang terjadi hampir bersamaan. Terlebih lagi, para umat muslim tengah menjalankan ibadah Ramadhan dan menanti hari kemenangan pada waktu itu. Sehingga, bagi mereka yang selamat harus merayakan lebaran dalam kesedihan. Alam kalau sudah murka memang semengerikan itu, ya? 3. Alam pun Kecewa Alam semakin menegur kerja Memaki setiap nafas yang ada Mengadu pada sang pencipta Meregang dengan ketidakmampuan menyapa Terdiam dan hanya mampu melihat saja Buah kerja sang perusak alam Menyakiti jantung dan tepian kelam Mencoba menanggung setiap beban kejam Hanya karena manusia yang tak cinta alam Selalu geram dan geram Namun hanya bisa terdiam Lingkungan ikut menangis Melihat semuanya terkikis Menanti turunnya gerimis Menjadikan semuanya habis Alam dan lingkungan kini bersedih Tak ingin terjadi lagi tetapi semakin berlebih Alam dan lingkungan kini bermuram durja Tak ingin kembali luka meski sepertinya selalu saja Amma O’Chem, Ketika Alam Menangis Apa yang ada di benakmu saat membaca puisi tentang bencana alam di atas? Bisa jadi kamu berpikiran bahwa bencana alam terjadi karena alam ingin menegur perlakuan manusia yang semena-mena terhadapnya. Beberapa contohnya adalah penggundulan hutan, pengerukan barang tambang semaunya, membuang sampah plastik sembarang, dan masih banyak lagi. Tanpa disadari, mungkin kamu juga berkontribusi atas kemarahan alam. Nah, lewat puisi tentang bencana alam di atas, kamu diingatkan untuk menjaga kelestarian alam. Kamu bisa memulai langkah kecil dari dirimu sendiri, misalnya saja dengan membuang sampah di tempatnya. Lama-kelamaan, siapa tahu perbuatanmu itu akan menjadi contoh bagi orang-orang terdekatmu yang masih acuh terhadap lingkungan. 4. Belum Cukup Kenal Selalu kukira aku mengenalmu tapi ternyata belum Ketika kurasa kau tidur gedung runtuh mendadak surau dan sekolah terbelah Ketika kau gerakkan tangan untuk sekadar menggeliat dan ribuan orang berlarian ke sawah dan bebukitan bayi menangis, ibu menjerit Aku kerap merasa bisa memahamimu tapi kukira tidak Ketika kau menguap gemuruh bergelora air tinggi bergulung-gulung lalu berayun-ayun perahu menghempas pantai dan batang kelapa menenggelamkan pasir merendam jalan-jalan tepian Kini kutahu aku harus terus membacamu tiap-tiap huruf dalam buku serta hela nafas dan gerakmu karena kami bukan apa-apa sebatas debu dalam gurunmu Hendy Ch Bangun, Bencana Tidak ada seorang pun yang tahu tentang kapan datangnya sebuah bencana, salah satu contohnya adalah gempa. Keadaan yang semula tenang dan terlihat biasa saja, tiba-tiba akan langsung membuat gempar ketika musibah datang. Orang-orang dengan panik akan berusaha untuk menyelamatkan diri dan orang-orang yang dicintai dengan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Memang, di Indonesia sudah ada sebuah lembaga yang mampu melacak gempa dan potensi yang mengikutinya, yaitu Badan Meterologi dan Geofisika BMG. Namun tentu saja, bencana bisa datang lebih cepat dari yang diduga. Dan, sebagai manusia hanya bisa pasrah dan berserah saat itu semua terjadi karena jika dibanding dengan alam, manusia tidak ada apa-apanya. Kira-kira seperti itulah isi dadi puisi tentang bencana alam karya Hendy Bangun ini. Baca juga Kumpulan Puisi Karya Chairil Anwar yang Sangat Populer dan Melegenda 5. Alam Bergejolak Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan dan meluncur lewat sela-sela jari kita Ada sesuatu yang mulanya tidak begitu jelas tapi kita kini mulai merindukannya Kita saksikan udara abu-abu warnanya Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya Burung-burung kecil tak lagi berkicau pergi hari Hutan kehilangan ranting Ranting kehilangan daun Daun kehilangan dahan Dahan kehilangan hutan Kita saksikan zat asam didesak asam arang dan karbon dioksida itu menggilas paru-paru Kita saksikan Gunung membawa abu Abu membawa batu Batu membawa lindu Lindu membawa longsor Longsor membawa air Air membawa banjir Banjir air mata Kita telah saksikan seribu tanda-tanda Bisakah kita membaca tanda-tanda? Allah Kami telah membaca gempa Kami telah disapu banjir Kami telah dihalau api dan hama Kami telah dihujani api dan batu Allah Ampunilah dosa-dosa kami Beri kami kearifan membaca tanda-tanda Karena ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan akan meluncur lewat sela-sela jari Karena ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas tapi kini kami mulai merindukannya Taufiq Ismail, Membaca Tanda-Tanda Apa yang kamu pikirkan saat membaca puisi tentang bencana alam karya salah satu penyair legendaris Indonesia, Taufiq Ismail di atas? Mungkinkah hatimu dibuat terenyuh saat membacanya? Nah, melalui ini, penyair ingin mengajakmu untuk lebih peka dengan tanda-tanda kerusakan alam yang semakin lama semakin memprihatinkan. Alam yang dulunya asri, kini keadaannya menjadi memprihatinkan karena ulah keserakahan manusia. Salah satu contoh nyatanya adalah penggundulan hutan akibat penebangan liar. Dampak yang ditimbulkan pun tidak main-main, di antara adalah banjir, longsor, kehilangan flora dan fauna langka, dan masih banyak lagi. Semoga manusia segera menyadari hal tersebut karena alam sudah sering menunjukkan gejala-gejalanya, sebelum semuanya semakin terlambat. Baca juga Yuk, Baca Pantun Teka-Teki Ini dan Cobalah Tebak Maknanya! 6. Ketulusan untuk Membantu Manakala bencana melanda dan kau masih sibuk nyinyir ke sana ke mari, tak peduli yang kesakitan, meraung-raung dalam duka, tak peduli kau, maka kau tentulah hanya daging berjalan, bukan lagi manusia. Apalagi ketika bencana menghantam dan kau justru senang beroleh kesempatan untuk menohok lawanmu, mengaitkan sikap dirinya dengan bencana yang datang, memprovokasi masyarakat seolah bencana hadir lantaran salah lawanmu, maka kau tentulah dan pastilah hanya seonggok sampah. Manakala bencana datang marilah bersatu ulurkan tangan bantu sesama dan bukannya justru jadikan bencana sarana menghina dan menista. Berty Sinaulan, Manakala Kamu mungkin masih ingat mengenai bencana gempa bumi dahsyat yang mengguncang Lombok pada bulan Juli 2018. Gempa berkekuatan 6,4 skala richter itu bahkan juga sampai dirasakan sampai ke Bali dan Banyuwangi. Akibat musibah tersebut, ratusan orang meninggal dunia dan puluhan ribu rumah rusak berat. Namun di tengah bencana yang terjadi, ada oknum-oknum tertentu yang malah memanfaatkan situasi tersebut untuk kepentingan pribadi maupun golongan politik tertentu. Malah, ada pula yang mengaitkannya dengan hal yang tidak masuk akal, misalnya seperti mengatakan hal tersebut merupakan sebuah azab. Padahal dalam situasi yang seperti itu, orang-orang harus saling bahu-membahu untuk menolong mereka yang sedang kesusahan, bukan untuk menyalahkan orang atau golongan tertentu. Begitulah kira-kira isi dari puisi tentang bencana alam di atas. Baca juga Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara untuk Menghibur Harimu 7. Tak Dinyana Tak disangka tak dikira Tak sadar dan tak menyadari Negeriku yang tercinta Negeri indah sang surgawi Bumi bergoyang bak penari Bumi bergelombang bak penyanyi Air surgawi menerjang Merusak bumi yang indah Kulihat dan kudengar Kurasa dan kujiwai Rumah dan jalan merebah Sujud kembali kepadaNya Tak disangka tak dikira Tak sadar dan tak menyadari Negeriku yang tercinta Negeri indah sang surgawi Negeri menangis dan meraung Negeri berduka dan merenung Hanya ada satu jalan Bersatu dan bersama Membangun negeri surgawi Menyatu dengan alam Menyatu dengan jiwa Memeluk sang Khalik Kembali ke jalanNya Jalan yang terbaik Untuk negeri surgawi Selamanya hingga akhir zaman. Asrul Sani Abu, Bencana di Negeri Surgawi Jika kamu membaca puisi bencana alam ini, bisa jadi pikiranmu akan langsung tertuju sebuah bencana yang kerap menerjang Indonesia, yaitu tsunami. Mungkin juga, kamu masih ingat bencana tsunami yang terjadi pada penghujung tahun 2018 di Pantai Carita, Jawa Barat. Musibah tersebut menewaskan ratusan orang, termasuk beberapa anggota band Seventeen yang tengah manggung di sebuah acara yang diadakan di pantai tersebut. Takdir seseorang memang tidak ada yang tahu, ya. Karena tidak ada yang bisa memprediksi kapan datangnya sebuah bencana, akhirnya manusia hanya bisa pasrah akan takdirnya. Dengan adanya musibah-musibah tersebut, semoga membuat manusia lebih sadar dan semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Baca juga Kumpulan Kata-Kata Pantun Cinta Romantis untuk Pacar, Gebetan, dan Mantan Puisi tentang Alam Manakah yang Paling Membuatmu Terenyuh? Itulah 7 puisi tentang bencana alam yang bisa kamu simak di KepoGaul. Menurutmu, puisi mana yang membuat hatimu teriris pedih saat membacanya? Mungkin juga, setelah membaca beberapa sajak tersebut, kamu pun jadi merasa kecil dan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan alam. Maka dari itu, sebagai manusia yang diberi akal sudah sepantasnya untuk menjaga alam dan tidak terus-terusan merusaknya. Apa perlu alam dibuat sebegitu marahnya untuk menegur manusia yang masih bersikap acuh ini? Kalau kelestarian alam terjaga, siapa lagi yang akan menikmatinya kalau bukan kita sendiri? Semoga puisi di atas bisa dijadikan bahan renungan, ya! Nah, selain artikel mengenai puisi di atas, tidak ada salahnya kamu membaca artikel lain yang tak kalah menarik di KepoGaul. Salah satunya ada berbagai artikel yang lucu dan bisa membuatmu tertawa terpingkal-pingkal. Untuk kamu para cewek yang menyukai fashion dan makeup, bisa juga, lho, membaca artikel seputar cewek yang informatif abis. Lengkap banget, kan? Makanya, baca terus, ya! PenulisErrisha RestyErrisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar. KasihanBangsa. Puisi Indonesia Menangis. #1. Negaraku. #2. Bumi Kita. Hukum Rimba Itu Hukum Negeriku. Penutup. Puisi Indonesia - Berbicara tentang Indonesia, tidak hanya menceritakan tentang keindahannya, kekayaan sumber daya alamnya, kesuburan tanahnya, keramahan penduduknya.
Kumpulan puisi renungan tentang bencana alam Gempa dan Tsunami. Akhir tahun Alam seolah menunjukkan kekuatannya, Atas izin Sang pengatur alam, Alam Indonesia diuji dengan rententan musibah dan bencana belum kering di ingatan gempa bumi di Indonesia, gempa lombok dan tsunami Palu menimbulkan nelangsa bagi siapa pun yang tsunami Banten dan lampung meninggal duka mendalam yang harus di renungkan mengapa bencana itu terjadi. walau kita tahu bahwa semua terjadi atas Izin Sang Maha Kuasa. Namun semua bisa saja terjadi atas perilaku manusia sebagai penghuni berkaitan dengan bencana alam, berikut ini adalah daftar judul kumpulan puisi renungan tentang bencana alam gempa bumi di indonesia dan tsunami yang dipublikasikan diantaranyaTujuh judul puisi renungan tentang bencana alam, yang mengingatkan kita akan bencan alam yang belakangan ini terjadi di Indonesia sehingga kita tak melupakan bahwa semua itu terjadi karena Izin Sang Maha pengatur Puisi Renungan Tentang Bencana Alam Gempa Dan TsunamiNah bagaimana cerita puisi dan kata kata puisi bencana alam yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak, untuk lebih jelasnya disimak saja berikut ini beberapa puisi renungan tentang bencana dalam bait-bait puisi bencana alam singkat dan juga tentang puisi panjang yang berkisah tentang bencana alam. diawali dari puisi mendengar bicara BICARA ALAMOleh Apri MedianingsihMarilah mendengar bicara alam pada gaduh bencanaGelombangnya hentak akal ajak noda hidup kelam menghasut budiKepak sayap malaikat mengibas air, sampaikan pesan TuhanBahasanya tragis, mengikis pongah dengan lantangMarilah mendengar bicara alam,pada reruntuhan akibat yang tak mengerti melipat dosaMeregang, undang iba teramatTelah jelas bicara alam,ungkap geram meliput manusia keruhYang sembunyi di balik congkak hasratMarilah membaca alam, agar pupus ambisi mendulang tamakDan damai alam bersahabat lagiYogyakarta, 23 Desember 2018Tanah Airku BerdukaOleh Syaeful BasriTanah airku kembali berdukaSaat alam mulai terbangun dan murkaSaat gelombang dahsyat merenggut segalanyaHingga tak ada yang tersisa selain jerit tangis dan air mataTanah airku kembali berdukaSaat darah bercucuranSaat ratusan tubuh terbujur kaku dibawah reruntuhanHingga tak ada yang tersisa selain doa dan harapanTak ada yang perlu ditangisiKarena semuanya adalah suratan illahiDia yang maha tahu segalanyaDia yang maha kuasa atas takdir umatnyaTak ada yang perlu disesalkanSaatnya berpangku tangan dan saling menguatkanDan saling percaya akan adanya hikmah besar dibalik sebuah bencanaSeraya memupuk asa agar alam tak kembali menunjukkan amarahnyaBack to list title puisi renungan tentang benncana alam gempa dan tsunami ↑3. RENUNGAN PUISI BENCANA ALAMSelanjutnya puisi renungan tentang bencana alam yang dipublikasikan atau puisi dan kata bijak adalah renungan puisi bencana alam, bagaimana kata kata puisi dan cerita puisi bencana dalam bait kumpulan puisi bencana alam, apakan sama halnya dengan puisi bencana alam singkat atau tentang puisi kemanusiaan bencana alam untuk lebih jelasnya disimak saja puisi-puisi dibawah Tamparan TuhanOleh AsroriSiapa yang cipta semua bencanaTuhan kau bilang "Pastinya"Jika kalian peka,dan merasaAda bencana karena campur tangan manusiaUlah tangan-tangah serakahMenatang alam dengan gagahTimbulkan kerusakkan masih kau sanggahTutup mata,kau buang salahGambaran tamparan TuhanYang nyata diperlihatkanBanjir,longsor,kekeringanAkibat kerusakan hutanTapi kalian masih berani tawarTak merasa kalau ditamparSemua ini kau anggap wajarMeski bencana datang mengularRENUNGKANOleh EN EFAwan berkata maka hujanBumi berdetak maka goncanglahLangit berhembus angin menerpaLautan bergejolak ombak berteriakTeriak tangis orang sakit menjerit kata teraniayaTertawa senyum bahagia tanpa derita bencanaTak ada apakah manusia bertika kepada pemilik alam semestaHingga semua terlihat oleh mataLuluh lantah musibah hanya belaka dianggap nya merekaTak mendengar kata agama sesuka perilakunya tak beda hewan hinaPemilik semesta turut berkataEntah apakah mereka mendengarnyaKuharap mereka berubah perilaku tingkahnyaPemimpin putih kurindu padanyaKuharap kau tiba diujung fajar bersama jinggaBack to list title puisi renungan tentang benncana alam gempa dan tsunami ↑4. RENUNGAN PUISI TENTANG BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMIDan bagian ke empat kumpulan puisi gempa bumi di indonesia dan tsunami yang dipublikasin blog puisi dan kata bijak atau adalah renungan puisi tentang bencana alam gempa bumi dan tsunami, bagaimana cerita puisi dan kata kata renungan dalam bait-baitnya, untuk lebih jelasnya disimak saja dibawan ini BENCANAOleh Tirta AlamTsunami yang menggulung daratan,Gempa yang mengguncang bumi,Gunung berapi yang menggelegar,Terdapat banyak bencana alam di bumiMemakan ratusan bahkan ribuan nyawaJuga membekas di hati setiap orangTetapi bukan itu bencana yang menghancurkan hidup seseorangMelainkan bencana kecil seperti perpisahan yang dapat membuat hancur seseorangPada saat itu yang bisa merubahnya hanyalah dirinya seorang dan sang pemberi hidupPuisi Berita DukaOleh AchmadNuralimBerbagai rentetan berita dukaTentang mereka lantangkan suara resahAdalah yang datang tak kunjung rendahSeperti alam kembali menyapaSaat dengungan alam bernyanyiDi malam sepi yang begitu sunyiDiiringi gemuruh air yang berbunyiIalah hujan turun sepanjang hariApakah ini jeritan alam yang bersuarakan kesedihanYang menghambat segala urusanMengajak semua introspeksi diri apa yang kita lakukanTentang memperlakukan alamBerita dukaKabarmu buat hatiku lukaTentang mereka yang terkena bencanaSemoga ini hanyalah alam yang ingin bicaraBack to list title puisi renungan tentang benncana alam gempa dan tsunami ↑5. Puisi Bencana AlamOleh AleTiba- tiba gempaTiba- tiba panik porak porandaGelombang Tsunami menyapaTiba- tiba kematian nyataBencana tiba- tibaBencana dari AllahBencana dari manusiaBencana dari alamTiba- tiba kiamat kecilTiba- tiba hari akhir hari iniDimana peredam dan penjaga tiba- tibaDimana selain dari pada-NyaTempat bergantung dan berlindungAku kecil dan tiada berdayaAku berdzikir kepada AllahAku bersyalawat kepada RasulullahNyawa ini tidak berhembusAku menyatu dalam bencanaDalam kesempatan hidup keduaSebelum jadi abu dan kumpulan puisi renungan tentang bencana alam Gempa dan Tsunami. baca juga puisi - puisi bencana alam di indonesia seperti puisi gempa lombok dan puisi tsunami palu lain blog puisi dan kata bijak, semoga puisi-puisi yang dipublikasikan dapat menghibur dan bermanfaat.

Akuselalu ingat akan indah mu. Harum namamu menjadi kebanggaanku. Kini semua tinggallah pilu. Kami rindu akan kejayaanmu. Aku tau kau pun berurai air mata. Melihat alam mu yang tersiksa. Kami hanya bisa melantunkan do'a. Semoga ada hikmah untuk semuanya. Aku sadar semua hanya sementara.

Kumpulan puisi tentang bencana alam. Tsunami, banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi serta angin puting beliung dan kabut asap merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia yang ketika datang memberikan dampak yang buruk bagi mereka yang tertimpa musibah bencana alam tersebut tersebut diatas. Semoga mereka yang tertimpa dapat di berikan kesabaran serta ketabahan hati dari ujian Sang Maha pengatur segalanya di dunia ini. Sebagaimana di ketahui bencana alam adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang diakibatkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sendiri sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa , kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, yang berimbas langsung pada manusia. Begitulah pengertian tentang bencana alam. namun dalam kejadian yang sering ditemui bencana juga ada berbagai macam, bukan hanya bencana alam. Dalam dunia cinta pun bahkan ada namanya bencana cinta dan bencana atau musibah yang lainnya yang sering kita dengar akan tetapi yang di bahas disini adalah puisi tentang bencana alam dan kumpulan puisi bencana alam yang di tulis para penulis yang peduli dengan bencana alam yang sering menimpa negeri kita Indonesia. Macam-macam bencana alam yang pernah terjadi di indonesia yang memberikan dampak buruk bagi mereka yang tertimpa musibah, seperti tentang bencana alam tsunami yang terjadi di Aceh, bencana alam tanah longsor, bencana alam gunung meletus, bencana banjir dan lain sebagainya musibah alam. terkadang terjadi karena ulah manusia itu sendiri yang tak mencintai alam. Berkaitan dengan kata tentang bencana alam berikut ini kumpulan puisi tentang bencana alam dan puisi musibah yang sering terjadi di indonesia, adapun masing masing judul puisinya antara lain. Puisi Lakon Anak Bencana Puisi Mereningkan cerita bencana Puisi 9,3 ritcher Puisi bencana alam gempa Puisi bencana Salah satu lirik dari puisinya yang dapat juka di katakan bencana tapi bencana cinta hehehe. "lusuh hatiku. keriput wibawaku. ketika sang kuasa menunjuk daku. gemetar menyelimuti kalbu duka. bermain menggapai ceria. masa lalu telah berlalu. masa depan mengalir berlabu. berbagai macam bencana". Kumpulan puisi tentang bencana alam di indonesia yang mengharukan Bagaiama cerita puisi tentang bencana alam atau puisi musibah dalam kumpulan puisi bencana alam yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak, selengkapnya disimak saja puisi tentang kata kata bencana berikut ini. PUISI LAKON‬ ANAK BENCANAOleh Kakcik Coconutz Blezz Merapi menyembur kemurkaan. Tsyunami menggulung kehidupan. Derita dan jeritan menggelegar di ujung kehitmatan. Anak beranak gugur dalam penantian. Sutradara mengatur naskah. Jelata berperan dgn berdebah. Inikah yg dinamakan kehidupan. Bencana menyambuk keridhoan. Bencana dikekang sang surya. Kematian sdh tercetak dimata. Bencana terlukis di jiwa. Padahal hamba belum mengenal duka. Lusuh hatiku. Keriput wibawaku. Ketika sang kuasa menunjuk daku. Gemetar menyelimuti kalbu. Anak-anak mati tak berdaya. Bernyanyi menghibur duka. Bermain menggapai ceria. Pondok menjadi tempat bersahaja. Bumi ini sudah tua. Berbagai peristiwa sdh terlupa. Walaupun kita berbeda agama. Jgn hilangkan sikap bhineka tunggal ika. Puisi Merenungkan Derita Bencana Di suatu pagi nan sunyi. Daku merenung menatap matahari. Melihat masa lampau duniawi. Yang terlawati termakan hari. Masa lalu telah berlalu. Masa depan mengalir berlabu. Berbagai macam bencana telah meramu. Derita daripadanya menghempas kalbu. Dunia sudah terlalu tua. Berbagai derita murka telah terpanah. Manusia mengasik berdesak darah karnanya. Tetapi yang Kuasa terus menghijat kami dgn bencananya. Apakah ada sangkutannya dgn dosa. Mengapa engkau murka wahai sang kuasa. Apabila kami berdosa tunjukan jalan menuntut pahala. supaya hidup kami lebih bercahaya. PUISI GEMPA 9,3 RITCHER Laut beriakriak tenang di malam berbintang Berasyikmasyuk muson barat membelai layar Biduk bercadik melaju tenang Dalam buaian samudra hindia luas membentang Rembulan genit bercermin di riak gelombang Yakinkan rupa tak ada lagi mendung yang menghalang Menebar jala berharap ikan kan bersarang Jala terangkat senyum pun mengembang Teringat anak istri di seberang Segera biduk melaju layar pun terkembang Tampak waluku bersinar terang Menuntun biduk ke arah pulang Braakkk Sedikit oleng biduk berguncang Semeter ombak datang menghadang Firasat apa gerangan membayang Cepat cepatlah melaju biduk antar ku pulang Hati berdebar bak talu memukul genderang Sayup terdengar gemuruh ombak datang Semakin jelas terdengar memecah genderang Nyaliku gentar biduk bercadik ku pun berguncang Berputarputar karam dipermainkan gelombang Allaaahu akbar Allaaahu akbar takbir ku berkumandang Pegang ku erat pada sebatang papan yang terbelah memanjang Pusaran ombak membuatku berkunangkunang Samar ku lihat diantara deburan ombak nyiur yang tumbang Terhenti aku pada sebatang nyiur yang memalang Sedetik ku lihat desa ku menghilang Rata tersapu ombak yang menerjang Teringat anak istri yang menunggu ku pulang _____________ Aku terdampar di sebuah negeri yang tak ku kenal Hening sunyi senyap jiwaku meradang Adhy Saputra, 250215 Puisi Bencana Alam GempaBy Ale Tiba- tiba gempa Tiba- tiba panik porak poranda Gelombang Tsunami menyapa Tiba- tiba kematian nyata Bencana tiba- tiba Bencana dari Allah Bencana dari manusia Bencana dari alam Tiba- tiba kiamat kecil Tiba- tiba hari akhir hari ini Dimana peredam dan penjaga tiba- tiba Dimana selain dari pada-Nya Tempat bergantung dan berlindung Aku kecil dan tiada berdaya Aku berdzikir kepada Allah Aku bersyalawat kepada Rasulullah Nyawa ini tidak berhembus Aku menyatu dalam bencana Dalam kesempatan hidup kedua Sebelum jadi abu dan debu Cipanas, 09-02-2015 PUISI BENCANAkarya siamir marulafau Curah hujan membawa kabar Tetesan tergenang Mentari tak akan bersinar Awan akan bergumpal Jalan-jalan berlumpuran Kota kebanjiran Rembualan malam tersenyum ria Pohon-pohonan bertumbangan Petir menyambar Rumah roboh Mobil-mobil tertimpa pohon Mau ke mana? Hanya tangisan kedengaran Angin bertiup kencang Langit menghimpit Apa ini bencana? sm/04/02/2017 Demikianlah kumpulan puisi tentang bencana alam. Simak/baca juga kumpulan puisi bencana alam yang lain di blog ini. Semoga puisi tentang bencana alam di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi musibah alam selanjutnya Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Demikianpuisi tentang bencana alam erupsi gunung meletus yang bisa saya tuliskan untuk kali ini. Gunung meletus dari wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas langsung ke: Puisi anakku dimuat di solopos catatan mr supri. 30 puisi bahasa jawa dan artinya cakhasan. Kumpulan contoh puisi bertema keindahan alam dan lingkungan hidup.
Kumpulan puisi bencana alam tentang tsunami Banten dan lampung. Belum kering air mata atas bencana alam gempa lombok dan bencana alam tsunami palu, kembali indonesia diuji dengan bencana alam tsunami di selat sunda yang menerjang Pandegelang Banten dan lampung, yang menelan ratusan korban dan ribuan kejadian bencana alam Tsunami Banten atau Tsunami Anyer dan Lampung, blog puisi dan kata bijak, membagikan puisi - puisi tentang tsunami atau puisi bencana alam tsunami di Banten dan Lampung, yang ditulis para penulis puisi sebagai ungkapan prihatin dan kesedihan dalam bentuk bait bait puisi sedih bencana alam tsunami, untuk korban Tsunami pandegelang dan lampung tentang bencana alam tsunami ini adalah rangkaian kata kata sedih yang terinpirasi dari kejadian dan tragedi bencana di Indonesia akhir akhir ini sering terjadi diungkapkan lewat bait bait puisi bencana alam berikut ini adalah daftar judul puisi tentang tsunami dalam kumpulan puisi bencana alam tentang tsunami Banten dan Lampung yang dipublikasikan diantaranyaTujuh judul puisi tentang bencana alam tsunami Banten dan Lampung yang ditulis beberapa pemuisi yang turut prihatin atas bencana alam indonesia dan para korban Puisi Bencana Alam Tentang Tsunami Banten Dan LampungBagaimana cerita puisi tsunami dan kata kata puisi gempa bumi di Banten yang berdampak tsunami di selat sunda yang dipublikasikan blog puisi dan kata lebih jelasnya puisi tentang tsunami atau puisi bencana alam tsunami Banten dan Lampung, disimak saja berikut ini, kumpulan puisi bencana alam yang terjadi di Banten dan Lampung, yang dipublikasikan atau blog puisi dan kata bijak diawali dari puisi negeriku berduka lagi.1 PUISI NEGERIKU BERDUKA LAGIOleh ZulkifliBaru kemaren palu surut airnyaSekarang banten di terpaGelombang tsunami ganas melandaKembali merenggut nyawaAda apa dengan negeri iniSana sini bencana terjadiAir mata ibu pertiwi jatuh lagiBagai hujan tanpa hentiCobalah kita berkacaAda apa sebenarnyaHingga negeri ini selalu bencanaAtaukah dunia ini telah tuaHingga allah menguji keimanan 23 desember 2018.2. Puisi Teruntuk Desember Hari iniOleh Luciana KaunarKembali pecah suara-suara ibu, ayah beserta anakDipesisir pantai hingga pada jalan-jalan rayaMusibah menembus dinding langit dengan mudahKau datang serupa serigala yang tak kuasa menahan sakitHingga suara keras mu kembalikan Pilu untuk orang-orangKau bangunkan Anak-anak puncak untuk menangis keluarkan ajabnyaKau bangunkan laut untuk muntahkan Seisi perut airnyaKau Merayap pada isi-isi jalananKau pecahkan Aurah bahagia dan ketenanganLaut-laut melamun pada angin dan ombakGunung-gunung Berteriak pada pepohonanLangit Menggemurukan suara kerasTak ada ketenangan dalam duniaHujan, Banjir, Gempa bahkan TsunamiAkhir cerita apalagi pada Desember iniSuara jeritan tangis sudah sampai dimana-manaAyah,ibu bahkan anak-anak sekeluarga pun Tak kuat menahan rasaDecember Hari ini entah kenapa membawakan khawatir dan piluSegala luka akan dirasakan orang-orangAkhir Desember 2018 Milik suara Jeritan KitaPohea, 24-12-20183. PUISI TSUNAMIOle Goelana SatiMeliuk melambai alunanSunset menyela di sela senjaIndah betapa, ombak-ombakSenja memanja, cerah meronaRiak kau tak lagi samaKau menari-nari di atas laut sambil memukulLiuk lambai itu kini semakinmenakutiSeperti emosi yang tidak terkendaliApa salah kami...?Sehingga kau begitu marah pada kamiKau hempaskan tubuhmu yang indah dan memporakporandakan negeri kamiYang mati, mati, yang luka, lukaEsok tak akan ada lagi yang menikmati sunset di tepimuKau mulai pemarah dan suka menghempas badanApa karena kau telah digoncang bumi?Lalu kau membalas dengan hempasan itu?"Sudahlah, usah lihat lagi liuk lambainyaUsah dengar lagi deru syahdu nyanyinyaKini ia pemarah, ia pemangsa, ia menakutkanSetelah ini mari kita kembali, memungut sisa-sisa kemarahannya"*Pray for lampung Selatan Dan BantenBack to list title puisi bencana alam tentang tsunami Banten dan Lampung ↑4. PUISI SEDIH UNTUK KORBAN TSUNAMI SELAT SUNDABagian kelima puisi bencana alam tsunami yang terjadi di Banten dan lampung adalah tema puisi sedih untuk korban tsunami selat sunda, atau puisi tsunami banten kata kata sedih untuk korban tsunami yang dipublikasikan atau blog puisi dan kata bijak, untuk lebih jelasnya puisi tentang bencana alam tsunami disimak saja berikut ini tema puisi sedih untuk korban bencana alam tsunami selat TSUNAMI SELAT SUNDAOleh Kang Yunuaku tak murka seperti mereka kiraaku sedang menyeimbangan diri sajaaku tak menyadarkan merekakalau pun mereka berpikir sudah seharusnyayang tampak mata hanya lahirannyapadahal kasih sayangmu di atas segalanyaRawa Denok, 23/12/2018PUISI DUKAKU MENYAYATOleh Kang SuhandaLesap sekejapHilang dalam tatapGelombang memecahJasad dan atma terpisahTuhan...Duka itu menyayat hatiPedih melukai di semua sisiHisteris tangis membelah langitRatap pilu luluhkan jiwa terhimpitBencana itu datangTanpa terhalangLuluh lantah menerjangTanpa waktu membilangTuhan...Munajatku setangkup do'aAtas Rahman dan RahimMu kumohonBukakan pintu-pintu surgaMUuntuk saudarakuAgar mereka tersenyum damaidalam kehidupan abadinyaTuhan...Berikan hikmah yang terbaikBagi yang telah ditinggalkanSabar dan tawaqalDalam kekuatan iman di tragedi bencana tsunami selat AMPUNI DOSA KAMIOleh Kang SuhandaApa yang mesti terkataHati renyuh dalam dukaBencana kembali melandaNegeriku porak porandaApa yang mesti kuucapKetika mata tak mampu lagi menatapSemua terhempas seketikaLesap dan tiadaTuhan...Ampuni semua dosa-dosa pemimpin kami yang telah lalai dan ingkar titahSenantiasa memuja kekuasaan dengan menghalalkan segala caraAmpuni semua hamba-Mu yang terlupa ketika tersesat di alam kebodohan telah mendua hati dan syirik kepada-MUJangan Kau tambah azab ini kepada hamba-hambaMu yang masih taat patuh pada TitahMuTuhan...Ampuni semua dosa-dosa kamiJangan Kau siksa kami pada saat kami lalai dan tragedi. Bencana tsunami selat to list title puisi bencana alam tentang tsunami Banten dan Lampung ↑5. Renungan Bencana AlamOlehEmi SuryaniHari ini terjadi lagi bencana tsunami..belum hilang dalam ingatan gempa di palu..gempa di lombok dan kota kota lain di seluruh penjuru bencana maha dahsyat tsunami di aceh yang menelan ribuan jiwa dan kehancuran. Bencana silih berganti mengguncang ibu alam murka atas kerusakan alam karena perbuatan manusia... Allah SWT murka kepada kita semua sehingga memperlihatkan kekuatanNya supaya kita semua mengingat betapa lemahnya kita menangis menatap layar televisi melihat mayat dimana Allah...kapan tiba masakuku di panggil kembali menghadapMu denagan cara apa dan dimana aku pasrahkan semua padaMu.*Semoga tidak ada bencana kumpulan puisi bencana alam tentang tsunami Banten dan lampung. Baca juga puisi bencana alam tsunami di halaman lain atau puisi- puisi tentang gempa bumi dan tsunami Palu, Lombok dan korban Tsunami Banten dan lampung diberikan ketabahan menjalani ujian. Dan untuk pembaca blog puisi dan kata bijak semoga puisi tentang tsunami diatas bermanfaat. PuisiBencana Alam - Tanah Longsor. Suara gemuruh menderu-deru. Ku pikir itu kendaraan yang berlalu. Namun orang-orang mulai berteriak pilu. Indonesia, negeriku tercinta Berjuta warna dalam satu negara Di tanah air tumpah darah bangsa Kita hidup di atas potongan surga. Ilustrasi Puisi tentang Bencana Alam sebagai Pengingat. Foto Unsplash/naif tentang Bencana AlamIlustrasi Puisi tentang Bencana Alam sebagai Pengingat. Foto Unsplash/naif alam, murka alamKamu tidak bisa lepas dari jalan destruktif merekaItu bisa menjadi tornado Dengan angin berputar-putarMengangkat semua yang ada di jalannyaBerdoa kita hidup untuk melihat hari berikutnyaMungkin gempa bumi yang kuat dengan deru kerasnyaDampaknya terlihat seperti sedang berperangBangunan runtuh dan jatuh ke tanahTumpukan beton menjadi gundukanLalu tsunami yang pasti datangdatang dengan dengungan yang kerasAir mengambil semua yang ada di jalurnyaSeperti yang ditunjukkan alam, itu benar-benar murkaKemudian badai menjadi begitu kuat, sekarang badai telah lahirIbu alam menunjukkan telah menyebabkan banjirDengan jalanan menjadi dinding lumpurLalu ada longsoran salju, dinding salju raksasaApa pun di jalurnya menjadi musuhGunung berapi yang bergolakSebuah sungai lava raksasa, menuruni gunung itu bersinarSekarang saatnya kita semua bersiapIbu alam bukanlah orang yang berani!Anak kecil di samping rumahDengan ceria bermain airMenyepak dan menyemburBerlari dan berenangAwalnya aku terpukauTapi kenyataan berkata lainMereka sejatinya tengah merintihTertawa dalam tangisanPedih, mengiris dan dukaPenyakit mengintai merekaBerada di sekeliling merekaBahwa itu adalah bencanaBersabarlah, SayangMaafkan merekaJadilah anak yang setiaUntuk menjaga alam semestaKala kau beranjak dewasaJangan kau sesaliAku tahu kau belum mengertiAku paham kau masih buta dan tuliNamun inilah yang terjadiJadikan cobaan alam sebagai penyadar diriSore ini hujan begitu derasMenghantam bumi dengan ganasSementara di seberang jalanBeberapa anak menari ceriaMenikmati anugerah Yang KuasaPadahal, cerita berakhir lainDi kala hujan redaPerlahan genangan mengalir jauhTanpa komando tanpa patuhTanpa iba menghajar yang rapuhBagaimana tidakTempatnya berlalu telah tertutupSebab watak manusia yang engganMemberi perhatian terhadap selokanMaka dari ituTak perlu tangisi yang terjadiJangan sesali kenyataan iniSemua takkan terjadi bila manusia peduliHingga hujan tiba lagiGenangan masih mengepungMencuri seisi rumahMenghanyutkan secuil gairahDari mereka yang mengharapkan sepercik cerahSiapa yang cipta semua bencana Jika kalian peka dan merasaAda bencana karena campur tangan manusia Tuhan bilang "Pastinya" Ulah tangan-tangah serakah Menantang alam dengan gagah Timbulkan kerusakan masih kau sanggah Tutup mata, kau buang salah Gambaran tamparan Tuhan yang nyata diperlihatkan Banjir, longsor, kekeringan akibat kerusakan hutan Tapi kalian masih berani tawar Semua ini kau anggap wajar Tak merasa kalau ditampar Meski bencana datang mengular
Backto list title puisi bencana alam di Indonesia ↑ #6. PUISI COBAAN OlehRaisya Meilani Geliat bumi memporandakan harapan Meluluhlantakkan kehidupan Begitu singkat guncangan ini meruntuh menghancurkan Sungguh langkah menjauh tak mudah, bahkan tertahan Bencana ini tak bisa di hindari Harta tak lagi dimiliki Luka tak mudah terobati Nyawa tak bisa terganti
Bencana alam sering melanda. Apalagi akhir-akhir ini. Sehingga banyak sekali orang yang membuat puisi tentang bencana alam. Entah tentang banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan lain sebagainya. Puisi bencana alam adalah puisi yang menceritakan berbagai hal tentang bencana yang melanda manusia. Puisi tentang bencana alam bisa berisi berbagai hal. Mulai dari menerangkan kejadian. Hingga penyebab bencana alam itu sendiri. Seperti diketahui, banyak sekali kerusakan alam karena ulah manusia. Alam yang tadinya asri dan indah, berubah gersang. Hutan pun semakin gundul. Sungai-sungai banyak dikotori oleh sampah. Begitu pula dengan udara. Udara terkontaminasi oleh polusi. Semua itu akibat perbuatan manusia. Akibatnya pun akan dirasakan oleh manusia. Misalnya karena hutan semakin sedikit, Di musim kemarau akan kekurangan air. Sebaliknya ketika musim hujan, akan menyebabkan banjir. Semua itu merupakan akibat dari ulah manusia sendiri. Berikut ini merupakan kumpulan puisi bencana alam. Ada yang terdiri dari 2 bait, 3 bait, dan 4 bait. Semoga bisa Bencana Alam Singkat 2 Bait Di bawah ini yang merupakan kumpulan puisi yang singkat. Hanya terdiri dari 2 bait saja. Bercerita tentang bencana alam. Tentunya berisi kesedihan. Tetapi juga ada harapan. Semoga bencana alam ini bisa teratasi. Banjir Melanda Hujan turun tak reda-reda Amat deras tanpa jeda Semua itu sebuah pertanda Bahwa banjir datang melanda Karena banjir rumah tenggelam Merusak segala harta dan benda Pikiran pun terasa suram Hilang di jiwa rasa bahagiaBersabar Bencana datang kapan saja Kadang-kadang tidak diduga Datangnya dengan tiba-tiba Manusia tak siap menghadapinya Apapun yang sedang terjadi Rasa sabar harus di hati Bencana ini ketentuan rabbul Izzati Sebagai ujian bagi manusia di muka Rumahku terendam air Tinggi sekali sampai di kaki Walaupun hujan hanya sebentar Banjir merendam area lebar Mungkin ini ulah manusia Yang menebang hutan dan rimba Di mana air hendaknya disimpan Jika tak ada pohon di dalam hutan Berikutnya adalah kumpulan puisi yang terdiri dari 3 bait. Biasanya dipakai untuk pelajaran anak-anak SMP. Sedangkan puisi yang singkat biasanya untuk anak-anak SD. Pelajari dan baca dengan seksama. Kemudian cobalah untuk mendeklamasikannya. Menjelang Panen Terhampar luas padi di desa Warnanya kuning keemasan Pemandangan yang membahagiakan jiwa Hamparan sawah bagai hiasan Sayang sayang seribu sayang Hujan turun tak kunjung reda Harapan bahagia pun melayang Air hujan merendam sawah Bencana ini sungguh menyedihkan Bagi penduduk di pedesaan Padi menguning ini rusak Menyisakan kepedihan Menggenang Ku lewati jalan itu Sehabis turun hujan Air banyak menggenang Di sepanjang tepian jalan Beginilah setiap hujan Air tak tertampung di selokan Akhirnya jalan pun terendam Membahayakan bagi pejalan Kenapa bencana ini terjadi Mungkinkah karena ulah kita Yang sudah tak memiliki nurani Merusak alam tanpa rasa berdosa. Gunung Mengamuk Kudengar kabar berita Gunung Merapi jauh disana Yang biasanya berdiam diri Kini mulai menunjukkan api Awan panas membumbung tinggi Dari kawah gunung berapi Membuat takut penduduk desa Jangan-jangan bencana menimpa Bila Gunung mengamuk murka Hawa panas dimuntahkannya Mematikan kebun petani Menyisakan rasa Bencana Alam 4 Bait Puisi merupakan karya seni. Sudah dikenal semenjak dahulu kala. Puisi kadang digunakan untuk merekam sebuah kejadian. Termasuk puisi di bawah ini. Merupakan puisi tentang bencana yang terdiri dari 4 bait. Asap Oh asap… Kau terus mengepul tinggi Dari hutan negeri ini Menyebar ke pelosok negeri Asep telah menjadi kabut Menutupi pandangan mata Desaku seolah-olah tertutup Memandang pun tak leluasa Wahai manusia Mengapa temanmu membakar rimba Menimbulkan berbagai bencana Hingga kini tak juga reda Kau membakar pepohonan Sehingga rusak wajah hutan Membunuh hewan hewan Apakah engkau tak berperasaan?Runtuh Bila bumi bergemeretak Walau hanya beberapa detak Gedung-gedung akan terguncang Rumah-rumah banyak yang runtuh Begitulah jika datang bencana Gempa bumi yang tak bisa diduga Paniklah para manusia Banyak pula yang tertimpa Gempa bumi luar biasa Rumah kokoh hancur karenanya Kadang rata dengan tanah Tak ada kemegahan yang tersisa Wahai manusia yang lemah Jangan angkuh di hadapan di hadapan-Nya Bila telah menimpakan bencana Ke manakah kaki selamatkan diri?Ampuni Dosa Kami Bila insan banyak dosa Bumi pun tak mau menerima Bumi resah dan gelisah Lalu bencana datang melanda Sekiranya insan bertaqwa Maka bumi pun penuh berkah Jauh dari bala bencana Menjauh dari alam yang murka Bencana ini memang menerpa Agar manusia menjadi sadar Meninggalkan berbagai dosa Atau memilih mati terkapar Kembalilah wahai manusia Kepada perintah Tuhan yang Esa Bencana di dunia tak seberapa Di akhirat luar biasaPuisi Bencana Alam Banjir Bencana banjir sering terjadi. Terlebih di musim hujan. Dahulu bencana banjir biasanya terjadi di kota besar. Sekarang banjir dimana-mana. Di kota maupun di desa. Dahulu yang terkena banjir hanya Jakarta. Saat ini hampir semua kota. Kota Bandung, Surabaya, Pekanbaru, dan kota-kota lainnya di Indonesia. Banyak sekali penyebabnya. Karena sudah tidak ada lagi hutan. Pepohonan banyak ditebang. Kemudian saluran air yang kurang baik. Dan tentunya sampah yang menggunung di mana-mana. Terutama di sungai-sungai. Semua itu menjadi penyebab bencana banjir. Hujan Yang Belum Reda Dan jika hujan tiba Resah pula rasa di dada Aku takut banjir melanda Menghancurkan harga benda Hujan ini belum juga reda Dalam hati aku berdoa Semoga tidak terjadi apa-apa Jangan sampai ada bencana Hujan ini tak pernah salah Hanya manusia yang serakah Membabat hutan rimba Mengundang bala bencanaSungai Sampah Sungai ini begitu jernih Tempat bermain si anak ikan Air mengalir ke sawah-sawah Dari pagi sampai petang Airnya bersih amat bening Sejuk sekali bila disentuh Anak-anak pun bermain-main Berenang di air yang tak keruh Tapi itu cerita dulu Kini segalanya telah berubah Kondisi sungai amatlah pilu Karena sungai penuh dengan sampah Saat hujan turun deras Air sungai pun meluap-luap Tumpah ke kampung-kampung Merendam rumah di Air Bila manusia tak peduli Seolah-olah tak punya hati Membuang sampah sembarangan Membakar hutan, merusak pegunungan. Akan tiba saatnya nanti Saat alam mulai beraksi Derita manusia ia tak peduli Karena manusia telah menyakiti Datanglah banjir yang mengepung Jalan jalan terendam air Di mana-mana penyakit muncul Hati manusia pun merasa sedih Jika ingin hidup sejahtera Harmonis bersama alam semesta Cobalah untuk selalu peduli Jagalah keasrian alam Bencana Alam Tsunami Bencana tsunami beberapa kali terjadi. Di Palu dan di Aceh. Bencana ini mengakibatkan kerusakan yang besar. Rumah rumah runtuh. Jiwa manusia pun melayang. Tsunami biasanya disebabkan gempa bumi. Yaitu gempa bumi yang terjadi di lautan. Sehingga air laut bergerak. Lalu bergelombang hingga ke tepi pantai. Ribuan korban jiwa melayang. Ribuan rumah hancur tak bersisa. Begitulah jika bencana tsunami melanda. Di bawah ini merupakan puisi tentang tsunami. Gelombang Menerjang Di pagi hari yang begitu cerah Manusia melakukan aktivitasnya Sang surya pun bercahaya terang Menghangatkan bumi tercinta Tiba-tiba pantai mengering Airnya surut entah kemana Terlihat ikan bergeletakan Kehilangan air dari lautan Manusia asyik bermain Di tepi pantai yang sangat indah Saat menyadari apa-apa Sebentar lagi datang bencana Lalu dengan tiba-tiba Gelombang tinggi bergulung gulung Bagaikan pohon pohon kelapa Yang menerkam dari samudra Gelombang itu tampak pelan Padahal melaju ke daratan Hancurkan pantai satu sapuan Segalanya jadi berantakan Tangisan Duka Kulihat muka-muka suram Mata mereka tampak dalam Isak tangis bersahutan Ada bencana dari lautan Anak kecil mencari ibunya Yang terpisah entah dimana Seorang ibu menangis pilu Melihat anaknya terbujur kaku Mayat-mayat bergelimpangan Memenuhi sepanjang jalan Bencana ini hanya sesaat Tapi dampaknya begitu hebat Lautan menumpahkan air Hingga menyapu ke tepian Manusia tak lagi berpikir Hanya mencoba menyelamatkan Rumah-rumah pun runtuh Berantakan diterjang gelombang Bagaikan mainan dari kertas Saat disapu ombak yang keras Betapa lemah manusia Saat menghadapi bala bencana Wajah alam tampak murka Menyisakan pedih semataCahaya Harapan Bencana merusak semuanya Meruntuhkan rumah-rumah Yang dibangun begitu lama Hancur hanya seketika Gedung-gedung yang begitu megah Tak memiliki kekuatan apa-apa Alam lebih kuat dari manusia Di hadapan bencana tak berdaya Untuk apa bersedih hati Bencana ini udah di ratapi Nyalakanlah api harapan Untuk membangun masa depan Mari kita bangkit kembali Meneruskan kehidupan ini Tak ada gunanya bersedih diri Semua luka mari kita obat Semua memang tampak berbeda Setelah bencana datang melanda Tuhan telah memberikan kesempatan Agar kita pulang ke pintu pertobatanBencana Gempa Bumi Indonesia sering kali ditimpa gempa bumi. Gempa bumi memang tak bisa dihindari. Kecuali dengan banyak-banyak bertakwa kepada Allah. Semakin kesini semakin banyak gempa bumi. Itulah yang telah disampaikan oleh Rasulullah. Semakin banyak kemaksiatan, semakin banyak gempa bumi datang. Gempa bumi bukan sekedar fenomena alam. Tukang kendang terjadinya patahan. Tetapi gempa bumi ada hubungannya dengan dosa-dosa manusia. Ketika bencana datang, jadi pelajaran bagi orang yang beriman. Gempa bumi besar pernah terjadi di berbagai daerah. Di Lampung, di Palu, Mentawai, Jogjakarta, dan banyak daerah lainnya. Apabila gempa ini terjadi di lautan, bisa menyebabkan tsunami. Bumi Berderak Hanya sesaat Tiba-tiba bumi berderak Rumah-rumah patah dan rusak Apa yang telah terjadi Telah datang gempa bumi Menggetarkan sanubari Manusia bagaikan limbung Tak tau apa yang terjadi Duka lara merundung Gempa mengguncang negeri iniRasanya Berbeda Kemarin terasa indah Langit biru begitu cerah Anak ibu bercengkrama Begitu hangat di keluarga Hari ini semua berubah Keindahan itu telah berlalu Bumi tampak berantakan Orang menangis di reruntuhan Tinggalah puing-puing Yang menyesakkan harapan Tubuh banyak yang terluka Oleh bencana yang tiba-tiba Mungkin ini adalah ujian Untuk mereka yang beriman Atau sekedar pengingat Agar hentikan semua maksiatRuntuhnya Rumah Di rumah itu Ada canda dan tawa Banyak kita beribu-ribu Semarakan hari-hari dunia Siapa yang menduga Gempa bumi datang melanda Rumah runtuh seketika Menyisakan puing-puing saja Atap rumah ambruk Tiang tiang telah patah Dinding kuat runtuh Hati ini menjadi kelabuSedih Di Hati Seorang anak kecil Sendiri duduk menggigil Menatap rumahnya yang runtuh Ibunya terbaring kaku Ia menatap ke sekitar Desanya seperti tak dikenal Orang-orang panik keluar Dengan wajah yang begitu muram Gempa bumi mengubah wajah Yang ceria kini berduka Yang indah kini berubah Puing-puing di mana-mana Sedih pilu hatinya Anak kecil itu meratap sedih Hanya air mata yang mengalir Menghadapi bencana yang tak terpikir. Ke Mana Berlari? Ketika bencana terjadi Kemana lagi manusia berlari Tak ada tempat untuk berlindung Hanya kepada Tuhan memohon ampun Sungguh tak mampu kita menahan Apabila bencana menyerang Lemah lunglai segala daya Itulah kekuasaan Tuhan yang Esa Tak ada tempat berlari Kecuali hanya kepada-Nya Jangan angkuhkan diri Bersimpuhlah kepada-Nya. Apa Yang Dimaksud Dengan Bencana?BENCANA adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Apa Yang Dimaksud Dengan Gempa Bumi?Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang Bencana Gunung Meletus Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Bencana letusan gunung terjadi beberapa kali di Indonesia. Salah satu yang besar adalah letusan gunung Krakatau. Letusan gunung ini memisahkan antara pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Artinya Gunung Krakatau memiliki letusan yang sangat hebat. Letusan itu terjadi sekitar tahun 1800-an. Menurut para ahli, abu dari letusan gunung Krakatau sampai ke Eropa. Saat ini masih banyak gunung yang masih aktif. Gunung Merapi dan Gunung Sinabung merupakan letusan yang juga sangat besar. Bencana tersebut menghancurkan pertanian masyarakat. Abu dari letusan gunung mengakibatkan tanaman mati. Berikut ini merupakan puisi bencana gunung Panas Membumbung tinggi ke angkasa Bagaikan awan yang bergulung-gulung Hawa panas sangat terasa Sebuah pertanda dari gunung Manusia mulai ketakutan Tak lama lagi ada letusan Lava mulai dikeluarkan Dengan suara menggetarkan Burung-burung terbang Meninggalkan pegunungan Begitu pula berbagai hewan Karena bencana sudah dirasakan Tak ada yang bisa dilakukan Desa permai ditinggalkan Karena nyawa sebagai taruhan Jika gunung mengeluarkan letusan. Abu Letusan Kau tebarkan abu Pada desa yang kau pangku Menebarkan hawa di udara Panas melanda sungguh terasa Kau terbarkan abu Pada daun-daun di kebun Sayuran pun mulai layu Panasmu memang tak tertahankan Kau terbarkan abu Ke utara ke selatan Kepada manusia maupun hewan Membuat mereka ketakutan Kau terbarkan abu Sesuai perintah dari Tuhan Agar tumbuh di hati manusia Rasa takut juga harapan. Hilang Desaku Hilang desaku Ditimpa oleh bencana Letusan gunung Memporak-porandakannya Hilang desaku Juga sawah dan kebunnya Yang tersisa hanyalah abu Sisa dari bencana itu Kami harus bangkit lagi Membangun desa ini Agar kembali asri Indah berbunga dan Oh Gunung Merapi Engkau masih beraksi Lagi dan lagi Belum juga berhenti Engkau meletus setiap hari Membuat cemas setiap diri Kapankah tenang kembali Melihat wajahmu berseri-seri. Kami hanya menanti Berdoa di tenda-tenda kami Kau menggelegar kami sunyi Menjaga asa tetap bersemi. Kebakaran Hutan Bencana bisa dalam bentuk apa saja. Misalnya kebakaran hutan, banjir bandang, letusan gunung, ataupun gempa bumi. Salah satu bencana yang terjadi hampir setiap tahun adalah kebakaran hutan. Biasanya terjadi di waktu kemarau. Kebakaran hutan berdampak pada banyak hal. Mengakibatkan kabut asap. Kematian hewan-hewan. Semakin hari hutan di Indonesia semakin sedikit. Hal itu disebabkan adanya pembukaan kebun dan pertambangan. Kebakaran hutan kadang-kadang terjadi dengan alamiah. Namun banyaknya adalah karena ulah Api Api menyala-nyala Menghanguskan pepohonan Memerahkan dedaunan Merusak rumah para hewan Malangnya hutanku Yang hijau dan rimbun Memberikan kesejukan Pada penghuni alam Namun kini ia terkapar Oleh api yang membakar Berhari-hari tak juga padam Menyisakan nasib yang kelamHutanku Yang Malang Dedaunan kini berapi Meruntuhkan kesejukan Bermula dari tepi Membakar ke tengah hutan Batang-batang hangus terbakar Hitam kelam menjadi abu Daun-daun berguguran Tersisa jadi kenangan Engkau yang telah memberi udara Memberi oksigen kepada manusia Memberikan rumah pada margasatwa Kini menanggung beban deritaRindu Pada Hutanku Kami rindu kepada hutan Di mana burung berkicauan Melangkah dalam pertunjukan Mendengarkan nyanyian hewan Kemarin rindu pada hutan Yang luas membentang Menjadi paru-paru dunia Sumber hidup bagi manusia Ini hutanku menanggung luka Jilatan api membuat sengsara Ada ulah dari tangan manusia Yang membuatnya menderita Puisi Tentang HutanHutan memang sebuah inspirasi. Banyak dibuat menjadi puisi. Silahkan baca di Puisi Tentang Hutan Untuk Anak Air TerjunAir terjun sangatlah indah. Merupakan bagian dari alam. Yang merupakan air yang mengalir kemudian jatuh. Biasanya berada di antara pegunungan. Ingin puisi tentang air terjun? Baca di Puisi Air Terjun Indah. Kerusakan AlamAwalnya alam begitu indah. Seperti gunung, pantai, dan persawahan. Namun kadang-kadang dirusak oleh manusia. Entah dengan membuang sampah maupun melakukan aktivitas seperti pertambangan. Sehingga alam rusak. Baca puisinya di Puisi Kerusakan Alam. Ref
Buatlahsebuah puisi tentang keindahan alam jam di Indonesia! Jawaban. Berikut ini merupakan contoh beberapa puisi yang berisikan alam Indonesia yang indah. 1. Alamku. Kemanapun aku pergi. Akan mendatangkan sebuah bencana. 19. Subur Makmur. Dan hujan pun turun berderai. Membasahi ranting-ranting. Dedaunan terlihat segar. Bermandikan air hujan.
Puisi Tentang Bencana Alam – Bencana adalah salah satu fenomena alam yang sudah pasti menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi materi, kerusakan hingga melayangnya nyawa banyak orang. Jenis-jenis bencana alam pun juga beraneka ragam, dan notabene ditakuti semua orang, sebut saja seperti bencana kecil layaknya banjir, angin kencang, tanah longsor hingga bencana besar seperti gempa bumi dan Tsunami. Tidak jarang pula berbagai bencana menimpa tanah air kita, sebut saja bencana Tsunami tahun lalu di Palu, yang merenggut banyak nyawa serta kerugian yang jumlahnya tidak sedikit. Kendati demikian, Bencana hanya menyisakan luka, duka, kesedihan serta kesadaran manusia yang datang terlambat, baik kesadaran atas takdir, maupun cobaan yang diakibatkan oleh ulah manusia itu sendiri. Untuk mengekspresikan atau mengenang tentang bencana alam, di bawah ini telah terangkum beberapa Puisi tentang Bencana Alam Tsunami, Gempa bumi, banjir dan lainnya. Puisi sedih untuk korban bencana di bawah ini saya ciptakan untuk mengenang mereka yang wafat dalam fenomena tersebut, termasuk penggambaran kesedihan dari orang yang ditinggalkan sanak saudara. Fenomena Banjir merupakan peristiwa dimana air sungai meluap, yang disebabkan oleh hujan deras dalam waktu cukup lama, sehingga badan sungai tidak mampu menampung arus air yang datang dari hulu, maupun dari tempat/daerah itu sendiri. Dampak banjir akan sangat terasa bila genangannya telah memasuki rumah warga, yang menyebabkan mudahnya terkena penyakit, sehingga akan banyak dari mereka yang mengungsi. Salah satu penyebab banjir adalah kurangnya perhatian masyarakat mengenai kebersihan sekitar sungai, terutama soal sampah. Sehingga bila banjir telah datang, yang ada hanya mengeluh dan rasa penyesalan. Dan untuk mengekspresikan kesalahan manusia tersebut, serta untuk menyadarkan diri sendiri maupun sekitar, luapkan dengan kumpulan Puisi tentang bencana alam banjir di bawah ini Rintih Bermain Air Anak kecil disamping rumah, Dengan ceria bermain air, Menyepak dan menyembur, Berlari dan berenang. Awalnya aku terpukau, Tapi kenyataan berkata lain, Mereka sejatinya tengah merintih, Tertawa dalam tangisan. Pedih, mengiris dan duka, Penyakit mengintai mereka, Berada di sekeliling mereka, Bahwa itu adalah bencana. Bersabarlah sayang, Maafkan Mereka, Jadilah anak yang setia, Untuk menjaga alam semesta, Kala kau beranjak dewasa. Jangan kau sesali, Aku tahu kau belum mengerti, Aku paham kau masih buta dan tuli, Namun inilah yang terjadi, Jadikan cobaan alam sebagai penyadar diri. Ketika Sungai Berang Setiap pagi kau mandi disana, Begitu pula sorenya, Bila masa kau libur, Puluhan helai kain kau cuci, Hingga pulang menyisakan buih. Namun, sampah itu kau biarkan, Mengalir dan terus mengalir, Hingga menyumbati alirannya, Sampai masanya kau sadar, Bahwa air telah berang. Jangan kau sesali, Sesungguhnya ada suatu muak, Rasa sabar yang habis, Tertelan keegoisan manusia, Tanpa ada peduli dan mau menjaga. Rasakanlah, Kala genangan membuatmu sulit, Untuk berpijak dan melangkah di rumah. Belajarlah, Bahwa apa yang tanah, Itulah yang kan dipetik. Ketika air sudah berang, Meluluhlantakkan yang dilewati, Menghancurkan yang diterpa, Hingga bisanakan yang kau sayangi. Belajarlah. Sore ini, hujan begitu deras, Menghantam bumi dengan ganas, Sementara di seberang jalan, Beberapa anak menari ceria, Menikmati anugerah Yang Kuasa. Padahal, cerita berakhir lain, Di kala hujan reda, Perlahan genangan mengalir jauh, Tanpa komando tanpa patuh, Tanpa iba menghajar yang rapuh. Bagaimana tidak, Tempatnya berlalu telah tertutup, Sebab watak manusia yang enggan, Memberi perhatian terhadap selokan. Maka dari itu, Tak perlu tangisi yang terjadi, Jangan sesali kenyataan ini, Semua takkan terjadi, bila manusia peduli. Hingga hujan tiba lagi, Genangan masih mengepung, Mencuri seisi rumah, Menghanyutkan secuil gairah, Dari mereka yang mengharapkan sepercik cerah. Kurangnya Terima Kasih Tuhan mempersembahkan semua, Tanpa meminta balas jasa, Lalu kenapa banyak yang berdusta, Tidak mensyukuri nikmat dari-Nya ? Tak henti manusia merusak, Mencemari air dengan membabi buta, Seakan tanpa memperdulikan akhlak, Hanya mementingkan hasrat bejatnya. Sampah, dan kerusakan ekosistem sungai, Tak bisa dihenti dan diderai, Kekeruhan air terus melukai, Keseimbangan alam menjadi kacau. Kurang apa lagi? Ya, kurangnya terima kasih, Sesaat setelah sungai meluapkan amarah, Menembus dinding memasuki rumah, Kau malah mencari siapa yang salah. Tanpa mau bercermin karena ulah. Kurangnya rasa syukur, Hingga saat tanahmu hancur, Bumimu melebur, Hanya air mata yang terguyur, Belajarlah, sadarlah. Terabaikan Air terus mengalir, mengikuti arusnya, Anak kecil riang gembira, Melompat dengan hati bahagia, Dengan temannya mengukir cerita. Sementara di seberang sana, Keserakahan manusia semakin nyata, Hancurkan alam sambil tertawa, Menguras habis sungai dan kekayaannya. Anak kecil tadi hanya merenung, Bertanya-tanya dalam hati, “Apa yang dilakukan mereka?” “Kenapa air sungai selalu keruh?” Lanjutkan saya berenangmu. Semua terabaikan dengan jelas, Hanya luka yang hadir membekas, Terpaksa menahan sembari ikhlas, Tunggulah Tuhan memberi balas. Puisi tentang Bencana Alam Tsunami Siapa sih yang tidak kenal Tsunami, terutama yang lahir di bawah tahun 2000-an, setidaknya mereka mengingat bagaimana dahsyatnya Tsunami yang menghantam Provinsi Aceh tahun 2004 silam, yang menewaskan ribuan orang. Yap, Tsunami adalah bencana alam yang terjadi dimana air laut menciptakan gelombang ombak yang besar, sehingga menyapu wilayah disekitarnya dalam jarak yang luas. Tidak tanggung-tanggung, gelombang tsunami akan menghancurkan apapun yang dilaluinya, mulai dari pemukiman warga hingga gedung-gedung tinggi sekalipun. Sehingga, yang tersisa selepasnya hanyalah tangisan. Peristiwa Pilu ini sebenarnya telah terjadi beberapa kali di Indonesia, dimana bahkan puluhan ribu nyawa telah melayang. Kesedihan yang tak terbendung akhirnya membekas di hati seluruh rakyat di tanah air. Nah, di bawah ini, telah saya rangkum beberapa Puisi tentang bencana alam Tsunami untuk kamu, baik yang pernah menjadi korban maupun tidak. Silakan di baca Gelombang Amarah Aku mendengar, ribuan isak tangis, Aku menyaksikan, muka-muka penuh haru, Aku melihat, anak kecil menukik mencari ibunya, Aku tersentuh, kala menyentuh tangan mereka berdebu, Tak terasa, air mataku mengalir jatuh. Mereka meronta, mereka belum siap, Menerima memori yang senyap, Ketika gelombang laut menghantam daratan, Kemana hendak berlari? Kemana akan sembunyi? Pilu, begitu menyayat hati. Mayat-mayat bergelimpangan, Tak jelas status dan asalnya, Begitu luka mencabik asa, Jutaan do’a terkirim sudah, Dari seluruh penjuru dunia. Ya Allah, begitu berat cobaan ini, Begitu menangis negeri ini, Atas sisa yang diciptakan Tsunami, Meninggalkan luka yang ternaung sepi. Ya Allah, maafkan mereka, Maafkan jasad yang terdampar, Maafkan mayat yang tercerai, Maafkanlah negeri ini, Hanya pada-Mu, Yang Maha Pemberi. Melebur Asa Semua berubah, Setelah ombak itu menggulung, Menghantam dalam-dalam, Menitip luka pada relung. Semua jadi berbeda, Selepas gelombang melanda, Meluluhlantakkan semua cerita, Yang tertinggal hanyalah do’a. Semua menghilang, Sesudah laut Tuhan murka, Menyuruh mereka untuk pulang, Serta meleburkan secercah asa. Semua terlihat murung, Menikmati pilu yang dirudung, Menyirnakan seluruh impian, Yang indah di masa depan. Semua mengutuk diri, Atas apa yang telah terjadi, Hanya ratapan penggetar bumi, Dari tanah Ibu Pertiwi. Oh, Tsunami. Teman, Kamu Dimana? Kukunjungi rumahmu, Tapi yang terlihat malah jalan buntu, Kamu dimana ? Aku merindukanmu, sobatku. Kucari ke sudut sana, Yang terlihat hanya sisa-sisa puing, Bangunan yang terkeping-keping, Apa yang terjadi disini? Kucari ke sudut satu lagi, Aku menemukan seorang anak, Yang meratapi seonggok mayat, Sambil terus meneriakkan “ibu…ibu…”. Kucari ke sudut jauh, Ratapan kian terdengar jelas, Apa yang sebenarnya terjadi? Apa apa dengan negeri ini? Lantas, kamu dimana, teman ? Aku jauh datang kemari ingin berjumpa denganmu, Aku hendak mengulas balik kisah lalu, Tentang cerita persahabatan kita dahulu. Aku terus mencarimu di sela-sela reruntuhan, Tapi tak kunjung ada jawaban, Sudahlah, yang tersisa hanya pelajaran, Untuk tawakkal dan selalu bersabar. Selamat tinggal, teman, Aku pulang. Amarah Laut Sore, di pantai itu, Anak-anak bermain ria, Senang dan bergembira, Dengan teman-teman sebayanya. Tak ada yang asing, Semua seperti hari biasanya, Mereka berkumpul kala sore tiba, Mengisi jerah hari dan letih jiwa. Namun entah mengapa, Laut mengeluarkan amarahnya, Gelombang besar terbentuk jelas, Menghantam daratam dengan ganas. Bagaimana tidak, Amarah yang besar itu, Menyapu rata tanpa permisi, Menggulung apa yang dilalui. Oh Laut, Apa salah kami? Oh Tuhan, Maafkan kami. Tangisan Negeri Negeriku kembali menangis, Berlinang air mata jatuh ke tanah, Menyaksikan gelombang laut yang bengis, Menenggelamkan sebagian wilayah. Negeriku kembali berduka, Sebab apa yang tengah melanda, Silih berganti lara dan derita, Menghampiri tanah air tercinta. Negeriku kembali bersedih, Cobaan demi cobaan mengiris pedih, Bercerainya cinta dan kasih, Entah kapan akan kembali pulih. Tuhan, Maafkan Kami, Kembalikanlah keceriaan negeri ini. Puisi Bencana Alam Gempa Bumi Bangunan yang Roboh akibat Gempa Bumi Fenomena gempa bumi adalah bencana alam yang terjadi karena dua hal paling umu, yakni letusan gunung merapi gempa vulkanik dan pergeseran lempeng di dalam laut gempa tektonik. Untuk gempa tektonik, inilah jenis yang menimbulkan bencana Tsunami, karena ledakan terjadi berpotensi mengangkat air laut dan kemudian menimbulkan gelombang yang besar. Sama seperti jenis bencana lainnya, seperti Tsunami dan Banjir, kerusakan yang diakibatkan gempa bumi juga tidak tanggung-tanggung, apalagi jika kekuatan yang dihasilkan cukup tinggi. Misalnya yang terjadi di Kepulauan Mentawai 2 Maret 2016 dan tahun lalu di Lombok 5 Agustus 2018. Kerusakan yang dihasilkan cukup besar, mulai dari retak hingga runtuhnya rumah dan bangunan-bangunan tinggi. Selain kerugian materi, dampak gempa juga banyak menyisakan luka yang mendalam, karena tidak sedikit dari korban yang kehilangan anggota keluarga, sanak saudara, teman dan masyarakat dekat mereka. Untuk itu, dalam rangka mengekspresikan kesedihan yang dirasakan, di bawah ini telah saya rangkum beberapa Puisi tentang bencana alam gempa bumi di Indonesia untuk kamu semua Bumi Bergetar Ketenangan malam, Yang dingin dan mencekam, Lampu kamar mulai padam, Berbaring dengan mata terpejam. Belum lama raga melayang, Aku tersentak dengan tegang, Merasakan bumi yang berguncang, Kuberlari terluntang-luntang. Bumi terasa amat menakutkan, Dingin dan pucat menyelimuti badan, Ke luar rumah, dari dalam ruangan, Meluluhlantakkan segenap kedamaian. Bumi bergetar, alam menggelegar, Sejenak hilangnya suatu tegar, Membayangkan asa yang kan pudar, Bunga-bunga gagal mekar. Oh Tuhan, Ada apa dengan Bumiku? Apakah dia marah? Kenapa jadi sangar? Oh Tuhan, Maafkan Kami. Datang Tak Diundang Pagi itu, Cuaca begitu cerah, Sinar Surya bersinar sumringah, Hingga rasa dan selera tergugah. Kulangkahkan kaki keluar rumah, Menjemput rezeki dari Allah, Meninggalkan rasa untuk menyerah, Menuju masa depan yang cerah. Namun, tiba-tiba saja, Ada tamu tak diundang, Datang kala ku ditengah perjalanan, Bumi bergetar dan berguncang, Sontak mengagetkan umat waktu siang. Semua berlari terluntang-lanting, Situasi begitu genting, Panik, cemas dan takut, Bercampur aduk dalam satu waktu. Gempa bumi, Kau adalah tamu tak diundang, Tanpa isyarat dan tanda, Terpaksa kami menghadang, Meski akhirnya menyisakan luka. Simak Juga 10+ Puisi Taman Bunga Tertinggal Puing Kemaren, semua masih indah, Hidup tentram bersama alam, Anak-anak dan orangtua bercengkrama, Oh damainya, bumiku terkasih. Namun itu kemaren, Bukan apa yang terlihat hari ini, Hanya tersisa puing dan pecahan kaca, Akibat kejamnya gempa bumi. Tertinggal puing, Pedih menusuk relung, Tak sanggup menatap bangkai, Dari manusia yang tengah terbengkalai. Oh Tuhan, Betapa pedihnya cobaan ini, Tangisan dan ratapan hati, Enggan pergi dari dalam diri. Oh, Gempa bumi. Rintihan Anak Kecil Miris menyayat hati, Kala terdengar rintihan diri, Dari anak kecil yang berlari-lari, Mencari sosok ibu kesana-kemari. Betapa pedih merobek jiwa, Kala tangisan kian menggema, Aku pasrah mengelus dada, Atas pilunya realita yang ada. Wahai kawan, inilah cobaan diri, Tuhan menitipkan melalui gempa bumi, Sabarlah, relakan, kuatkan hati, Berserah dirilah pada Ilahi. Wahai teman, kau tak bersalah, Tak usah pula kau menyanggah, Sungguh Tuhan menyayangimu, Dan rencana dibaliknya yang indah. Bersabarlah. Melawan Air Mata Bagaimana lagi aku bersikap, Ditengah hari yang amat gelap, Bagaimana hendak aku kuat, Sedang cobaan begitu berat. Air mata yang tak sanggup kutahan, Menusukkan luka yang membekas, Mengkhayalkan gelapnya masa depan, Diantara puing dan mayat meranggas. Oh, betapa malangnya negeriku, Setelah gempa bumi mengirim pilu, Aku tersentak ditengah sendu, Menahan air mata yang begitu haru. Oh, air mata, berhentilah mengalir, Meski masa amat getir. Baca juga 7+ Puisi Tentang Virus Corona Puisi Tema Bencana Gunung Meletus Selain sebagai destinasi bagi para traveler yang menyukai tantangan ekstrim, gunung tidak selamanya menyajikan pemandangan yang indah, dibalik itu, keberadaannya juga bisa menimbulkan bencana alam yang dahsyat. Peristiwa gunung meletus memang tidak asing lagi ditelinga kita. Pasalnya, beberapa kasus tercatat dalam sejarah Indonesia, yang menceritakan kedahsyatan letusan dari berbagai gunung merapi di tanah air, misalnya gunung Krakatau dan Sinabung. Tidak hanya merenggut nyawa, efeknya juga bisa menimbulkan banyak penyakit pada kulit dan pernafasan, baik bagi manusia maupun ekosistem hewan dan tumbuhan, akibat dari abu vulkanik. Sesuai dengan judulnya, di bawah ini telah saya rangkum beberapa Puisi tentang Bencana Gunung meletus untuk kamu semua, silakan disimak Abu-mu Abu mu, Gelapkan siang, Butakan malam, Menghentikan langkah. Abu mu, Hantarkan penyakit, Memberi jangkit, Sulit dan amat pahit. Abu mu, Hauskan tanaman, Keringkan mata air, Mencuri ekosistem hewan. Abu mu, Kejam, sakit, pahit, Kau tak salah, Tak ada yang salah, Takdir sudah tertera. Tidak apa, Itu memang hakikatmu, Kami hanya bisa menahan, Dan menanti kapan waktunya akan tiba, Lagi. Memecah Hening Keheningan malam menghilang, Seketika kau pecahkan, Suara genderang perang datangkan, Perasaan cemas dan tegang. Aku tersentak dari mimpi, Dan bertanya, apa yang terjadi, Oh tidak, kau mulai beraksi, Memberi teguran pada setiap diri. Hai, gunung merapi, Suaramu begitu besar, Letusanmu amat menggelegar, Menyemburkan panasnya lahar. Hai, gunung kami, Kau bangunkan manusia di bumi, Dengan menghantam sunyinya sepi, Kala orang-orang merajut mimpi. Tak Kunjung Henti Lagi dan lagi, Hanya hitungan hari, Lagi dan lagi, Oh gunung merapi. Tak kunjung henti, Mengkhawatirkan seisi bumi, Mencemaskan bencana lagi, Belum siap mereka mati. Takkan padam, Ledakanmu selalu mengiris hati, Letusanmu hancurkan asa diri, Sungguh, ini sangat tajam. Tak meredam, Menyerang tak kenal siapa, Siang maupun malam, Yang tersisa hanya luka yang merajam. INFO REKOMENDASI Lalu, bagaimana cara mengajak Manusia untuk melestarikan Alam, silakan simak Kumpulan Puisi Tentang Lingkungan Bersih ini. Penutup Demikianlah, ulasan kali ini mengenai Kumpulan Puisi tentang Bencana Alam Tsunami, Banjir, Gempa Bumi dan Gunung Meletus. Semoga artikel ini bisa bermanfaat, terutama dipersembahkan bagi korban bencana alam ataupun tanpa simpatisme kamu. Ref
Kumpulanpuisi renungan tentang bencana alam Gempa dan Tsunami. Akhir tahun Alam seolah menunjukkan kekuatannya, Atas izin Sang pengatur alam, Alam Indonesia diuji dengan rententan musibah dan bencana alam. Masih belum kering di ingatan gempa bumi di Indonesia, gempa lombok dan tsunami Palu menimbulkan nelangsa bagi siapa pun yang menyaksikannya.
Kumpulan Puisi bencana alam di Indonesia tentang gempa dan tsunami. Indonesia kembali diuji kesabaran dan ketabahan menghadapi bencana alam, baru beberapa bulan yang lalu gempa lombok dan Tsunami Palu, memporak-poranda daratan Nusa Tenggara serta daratan Sulawesi Tengah, menelan ribuan korban membuat indonesia tahun 2018 Indonesia kembali berduka, Gelombang tsunami selat sunda kembali membawa petaka, yang menyebabkan tsunami Banten dan lampung dengan rentetan bencana alam yang terjadi di Indonesia, puisi-puisi yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak adalah artikel bencana alam di indonesia dalam bentuk puisi tentang bencana alam gempa bumi dan berikut ini daftar judul puisi bencana alam di indonesia 2018 yang dipublikasikan diantaranyaDelapan judul Puisi bencana alam di Indonesia, diantaranya puisi gempa bumi dan tsunami. yang di tulis oleh beberapa pemuisi yang peduli dengan keadaan alam Puisi Bencana Alam Di Indonesia 2018 Tentang Gempa Dan TsunamiBagaimana isi artikel bencana alam di Indonesia dalam bentuk bait bait puisi tentang bencana alam? untuk lebih jelas, cerita puisi dan kata kata bencana alam, yang berisikan puisi gempa bumi di indonesi dan puisi-puisi tentang tsunami disimak saja berikut ini kumpulan puisi bencana alam di indonesia.1. PUISI TSUNAMIOleh Popon KomalaBatu karang berteriak menahan hantaman ombakPasir-pasir merintih menahan sakitBanyu mengamuk tak terkendaliSemua berlari mencari tempat yang tinggiTiada harta benda yang pikirkanSemua seakan telah terlupakanHanya nyawa yang didambakanSelamat tak menjadi mayatTak seorangpun bisa menghadangKetika Allah telah mentakdirkanTinggallah Dia mengucapka"Jadilah !Semua makhlukpum akan angkat tanganTsunami kini telah terjadiSebagai bukti Kuasa IllahiTinggallah manusia tuk mawas diriKemana nantinya langkahkan kaki membawa hati2. PUISI DESEMBEROleh Lanie LukmanTerkikis hati dalam DesemberMerintih jiwa penuh asa dan dukaAkhir tahun penuh tragedi dan kesedihanCerita perjalanan hidup dalam suka dukaNamun semua adalah tulisanAlam beriak insani terhentakBencana dan rencana TuhanSemua terwujud dalam sekejapAir melonjak gunung muntahkan baraBayu berputar bagaikan baling baling raksasaBumi bergoyang porak porandakan seisinyaTeguran sungguh dahsyatBergetar jiwa dalam dilemaDengan apa yang kini terjadi di bumi indah iniHanyalah Tengadah penuh harapAmpunan darimu ya ilahiBandung 25 Desmber 20183. PUISI BENCANA ALAM TSUNAMI BANTEN DAN LAMPUNG Yang Datang KembaliOleh Erum RumiasihLangit negeri temaram kelabuTsunami kembali bak masih merindubertamu apel di Malam Minggumenyapu pesisir Selat Sunda tanpa malusetelah wisata ke Lombok dan PaluBisik pesisir yang menawanmelambai mengajak wisatawanberlibur menikmati suasana pantaitak sadar bahaya datang mengintaidi saat mereka sedang bersantaiAnak Krakatau lama mengidap batukmenahan sesak terbatuk-batukdahak lava menyembur di muluterupsi pun mendorong longsor bawah lautmengundang tsunami pembawa mautJerit tangis kembali memekikwarga selamatkan diri paniktakut tergulung ombak tsunamiyang bertandang di malam harimenebar ambigu di dalam diriTsunami kembali menelan jiwapesisir pantai diluluhlantahkanlava panas Anak Krakatau muntahkancoba bacalah Isyarat Tuhanmelalui tulisan fenomena alamPantai Carita kini bawa ceritacerita duka penuh luka laraberisi pesan Yang Maha Kuasamengajak diri bermuhasabahuntuk slalu jalankan kewajibanridho Allah yang jadi tujuansebelum ajal menjemput datangCikancung, 23 Desember 2018Back to list title puisi bencana alam di Indonesia ↑4. PUISI TENTANG BENCANA ALAM GEMPA BUMI DAN TSUNAMI PALUBagian ke empat puisi tentang bencana alam gempa dan tsunami adalah puisi tentang bencana alam gempa bumi dan tsunami palu, bagaimana isi dari rangkaian kata kata puisi bencana alam tsunami yang dipublikasin atau blog puisi dan kata bijak disimak saja berikut ini, puisi tentang bencana alam gempa bumi dan tsunami paluGEMPA, TSUNAMI, DI PALU DAN DONGGALAOleh Adi Taufik, ketenangan suasana malamTerasa damai nuansa alamNamun di balik bumi yang diamTersimpan amarah yang begitu dalamHati kecil kembali digugahKetenangan Palu, Donggala musnahTsunami datang sebagai musibahHarta, beribu nyawa lenyaplah sudahKita tidak perlu bertanyaAda apa dan salah siapaKarena tertulis dalam sabdaSemua ulah tangan manusiaMari bercermin pada diriMemohon perlindungan Sang Maha PemberiSemoga musibah yang sedang mewarnaiBerganti indah dalam kasih IlahiLampung, 20 Oktober 2018CatatanSabda = perkataan Rasulullah SAW dalam hadis/ KAMI TERLALU BANYAKKarya SugihartonoBelum sempat kuberanjakDari tempatku berpijakTanah lagi-lagi bergerakJalanan kembali retak-retakGelombang ombak bergolakSepanjang pantai luluh lantakMati dan hidup tak berjarakTsunami dan gempa mempersempit gerakMusibah menjadi agenda almanakNamun sayang tiada pernah disimakPenyambutan cuma dengan isakSelebihnya adalah pendirian barak-barakOrator sibuk berteriakPenyair sibuk bersajakPenguasa sibuk menghimpun pajakUlama sibuk mencari bakiakPalu, Donggala terkoyakTangisku meledakDosa kami terlalu banyakMusibah beruntun merebakTuhan Maha BerkehendakManusia tak bisa berbuat banyakTsunami dan gempa datang berarakPermohonan ampun masih lelap di ketiakBack to list title puisi bencana alam di Indonesia ↑.5 PUISI BENCANA ALAM INDONESIA TENTANG GEMPA LOMBOKDan selanjutnya adalah puisi bencana alam Indonesia Tentang Gempa Lombok, Bagaimana cerita dan makna puisi gempa bumi yang dipublikasikan untuk lebih jelasnya disimak saja berikut ini puisi-puisi tentang bencana lombok bagian kelima kumpulan puisi bencana alam di SEBUAH NAMA LOMBOKOleh Arya Musafir SenjaMasih tersuguhSajian duka yang tak berteduhDari jiwa yang merintih di gubuk kumuhBersama teriak tangis meratap istana yang runtuhMasih terlihatDuka menyayatDari mereka yang serak berteriakDicumbu guncangan yang sangat dahsyatMasih terdengarHisteris membingarDari sederet mata yang bernanarDi sela gempa yang menggelegarMasih di sanaDi tempat yang samaDi pulau seribu masjid disapa bencanaPorandakan indahnya panoramaEntah sampai kapanBencana dihentikanTatkala hamba TuhanPun masih gemar dengan kesalahanKalbar, 21 Agustus 2018PUISI GEMPA LOMBOKOleh Budi SantosoTuhan .. !Kenapa bencana melanda ..Kembali mendera ..Lagi dan lagiKenapa Tuhan ... ?!Derai berurai ..Apakah mereka jarang menangisAtau tak pernah memintaAmpunkan Tuhan ... !Mungkin karena tak mengertiTak faham makna berartiBimbing agar to list title puisi bencana alam di Indonesia ↑6. PUISI COBAANOlehRaisya MeilaniGeliat bumi memporandakan harapanMeluluhlantakkan kehidupanBegitu singkat guncangan ini meruntuh menghancurkanSungguh langkah menjauh tak mudah, bahkan tertahanBencana ini tak bisa di hindariHarta tak lagi dimilikiLuka tak mudah terobatiNyawa tak bisa tergantiUjian ini pantas ditangisiNamun jangan diratapiSebab padaNya kita telah berjanjiUntuk berserah dan merela semua titipanNya kembaliSaudaraku tetaplah bertahan dan tabah menghadapiSebab Sang Maha Memiliki pun telah berjanjiDisiapkanNya semesta surgawi bagi yang tahan ujiSemoga cobaan ini tak menyurutkan iman di hatiNamun justru makin khusyuk kita mendekat pada Sang IlahiTak henti-hentinya kami syafa'atkanDo'a mengiringi ketegaranDan begitu banyak relawan setia menggalang urun juga bantuanUntuk saudaraku di selat sunda mohon sampaikanBandung, 26 Desember 2018Turut berduka cita dan berdoa bagi saudaraku di selat sundaDemikianlah kumpulan puisi bencana alam di Indonesia 2018, tentang gempa dan tsunami, baca juga puisi puisi tentang bencana alam di halaman lain blog puisi dan kata bijak, semoga puisi yang dipublikasikan diatas dapat menghibur dan bermanfaat. Menanggungpilu sambil tertatih. Anak-anaknya nakal semua. Biar dimarahi tapi tak pernah jera. Puisi tentang alam : bunga yang sedang bermekaran. Image courtesy of num skyman -
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 103530 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d826764e8370e50 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
mdGe4f.
  • w6ktgo859s.pages.dev/416
  • w6ktgo859s.pages.dev/526
  • w6ktgo859s.pages.dev/520
  • w6ktgo859s.pages.dev/751
  • w6ktgo859s.pages.dev/194
  • w6ktgo859s.pages.dev/975
  • w6ktgo859s.pages.dev/532
  • w6ktgo859s.pages.dev/620
  • puisi bencana alam indonesia